Satu Islam Untuk Semua

Friday, 28 August 2015

KISAH – Sepasang Singa Menjaga Tahajud Said


lion

Said bin Jubair adalah ulama tafsir generasi tabi’in bimbingan Ibn Abbas. Diriwayatkan dalam satu malam ia biasa shalat dua rakaat dengan mengkhatamkan 30 Juz al-Qur’an. 

Khalifah di masa itu adalah Abdul Malik bin Marwan yang mempunyai panglima perang kejam, bernama Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi.

Karena dianggap berbahaya secara politik, Hajjaj memerintahkan dua puluh orang prajuritnya untuk menangkap Said. 

Prajurit suruhan Hajjaj memburu Said sampai di Makkah. Said memang berlindung di sana. Para prajurit berhenti sejenak di tempat seorang rahib, dan bertanya, “Apakah anda tidak melihat Said bin Jubair di sekitar sini?” 

“Saya tidak mengenalnya,” kata rahib selintas. 

Mereka lalu menjelaskan ciri-ciri Said bin Jubair. Rahib mengenalinya sosok itu. “Saya pernah melihat orang seperti ini lewat di jalan ini, carilah dia sampai ketemu.” 

Mereka pun menapak jalan tersebut hingga ke suatu padang pasir. Di sana mereka melihat Said sedang duduk bermunajat hanya beralaskan tanah. Mereka yang melihatnya ikut hanyut dalam kekhusyuannya, tak berani mendekatinya. Mereka menunggu hingga Said selesai shalat dan menghampirinya, “Anda dipanggil oleh Hajjaj, patuhilah keinginannya.” 

Said menjawab, “Apakah itu suatu keharusan?” 

“Ya, ini adalah suatu keharusan dan kepastian.” 

Mendengar itu, Said berujar “Innalillahi wa inna illahi raji’un.” 

Dalam perjalanan pulang, mereka singgah di tempat pertapaan rahib. Saat itu hampir gelap. Sang Rahib berkata, “Padang pasir ini sangat berbahaya, ada dua singa jantan dan betina yang selalu tampak di waktu terbenamnya matahari, mereka tak sugkan menyantap apa saja yang ia lihat, oleh karena itu masuklah.” 

Mereka menerima tawaran Sang Rahib. Namun Said menolak dan memilih tidur di luar. 

“Apakah kamu mau melarikan diri?” kata pengawal yang curiga.

Said menggeleng.

“Lalu apa jawaban kami kepada Hajjaj kalau engkau menjadi santapan singa?” 

“Allah bersama saya dan akan melindungi saya,” kata Said meyakinkan bisa mengelak marabahaya. 

Malam pun tiba. Saat ia hendak  shalat, tiba-tiba datanglah seekor singa betina mendekatinya. 

Said sedikitpun tidak menunjukkan rasa takut dan tetap mengerjakan shalat. Sang Rahib yang mengamatinya dari kejauhan hanya bisa terheran-heran. Singa itu sabar menanti Said selesai shalat, lalu ia menggesek-gesekkan kepalanya ke kaki Said, bak kucing jinak. Said melanjutkan shalatnya, tak lama datanglah singa jantan sambil berbuat serupa dengan singa betina sebelumnya. Kedua singa itu menjaganya sampai shalat Subuh.

Pagi harinya, Sang Rahib datang menghampiri Said sambil meminta maaf. Dia kagum dan memutuskan memeluk Agama Islam. Yang mengherankan, orang suruhan Hajjaj juga menjatuhkan diri mereka ke tanah sambil berkata, “Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, kami terpaksa membawa Anda, sungguh Anda telah berbuat baik kepada kami apabila mau ikut bersama kami untuk bertemu Hajjaj.”

SB/berbagai sumber

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *