Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 03 August 2016

KISAH NYATA–Zawawi Imron, Gus Mus dan Rokok


IslamIndonesia.id – Zawawi Imron, Gus Mus dan Rokok

 

Sebagai orang yang telah melalui perjalanan hidup selama 71 tahun, budayawan D. Zawawi Imron berbagi nasihat kepada para pemuda agar memiliki kesadaran mendalam tentang makanan, minuman dan apapun yang mereka masukkan ke dalam tubuhnya.

“Jangan sampai menyakiti diri kita, tanpa sadar,” kata Zawawi di depan para dosen, mahasiswa, aktivis, seniman dalam Orasi Kebudayaan bertajuk “Korupsi, Rokok dan Harapan Masa Depan”, Yogyakarta (30/7).

Bagi yang telah lama merokok, penyair yang juga kiai ini menyarankan untuk sedapat mungkin dikurangi jika tidak mampu berhenti. Minimal kelak, dapat membimbing anak-cucunya sehingga generasi berikutnya dapat sedini mungkin memilih dengan akal sehatnya apapun yang masuk ke tubuhnya termasuk asap rokok dan narkoba.

Orasi Kebudayaan ini diselenggarakan oleh ‘Social Movement Institute’ yang didahului oleh Lomba Mural Anti-Rokok di Yogyakarta. Selama kegiatan berlangsung, SMI mengkampanyekan hastag #SuaraTanpaRokok dan #CukupRobbySaja.

Nama ‘Robby’ merujuk pada Robby Indra Wahyudi asal Samarinda. Seperti diketahui, pria yang mengenal rokok sejak kelas 6 SD ini divonis kanker laring stadium 3 di samping kanker paru-paru. Akibat penyakitnya itu, pita suaranya harus diangkat. Selama 4 bulan berjuang melawan penyakitnya, Robby sempat aktif di media sosial berbagi pengalaman termasuk memperlihatkan kondisinya. Harapannya, semua itu bisa menjadi bahan renungan bagi perokok dan yang belum memulai merokok. Robby sempat menyatakan penyesalannya merokok sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di usia 26 tahun.

“Awalnya dia ngga percaya kalau penyakitnya itu karena rokok. Namun setelah mendapat penjelasan medis, dia tahu,” kata  Yosef, teman Robby.

Memang, bagi Zawawi, tidak mudah berhenti dari kebiasaan merokok. Karena itu, ia memperkenalkan ‘resep’ dari seorang wali bernama Sunan Drajat. Dengan menggunakan bahasa Jawa, Zawawi mengutip falsafah warisan putra Sunan Ampel itu.

“Jadilah orang yang bisa merasa, jangan jadi orang yang merasa bisa.”

Falsafah “iso rumongso” (bisa merasa) pangkalnya keselamatan. Bisa merasa: apakah sesuatu yang ingin dikonsumsi itu berbahaya atau tidak. Dengan akal sehat, katanya, seseorang merdeka menentukan jalan keselamatan bagi dirinya sendiri. “Jadi, Anda yang menentukan. Kalau tidak membawa bahaya, silahkan. Demikian juga dengan korupsi,” katanya.

Generasi muda, pesan Zawawi, harus menggunakan akal sehatnya untuk menghindari sesuatu yang membuat ‘ngos-ngosan’, sulit menarik nafas, apalagi ketika ketup jantung sudah terasa sakit. Layaknya orang yang terkena kolesterol dan tidak ingin penyakitnya lebih buruk, seharusnya menahan diri untuk tidak makan sesukanya.

“Karena berbahaya (bagi saya), saya pun sudah menganggap sate Madura, soto Madura, dengan menyatakan: kamu adalah musuhku,” kata pria asal Sumenep ini disambut tawa hadirin.

Namun yang tidak kalah menarik ialah pengalaman Zawawi ketika diajak ulama senior KH. Mustafa ‘Gus Mus’ Bisri jalan-jalan ke Timur Tengah. Mereka berangkat dengan dana yang dicari oleh Gus Mus sendiri. Pada perjalanan hingga ke Masjid Al-Aqsa itu, Zawawi terkejut melihat Gus Mus tidak merokok seperti biasanya.

“Karena saya berguru kepada beliau, saya tidak berani tanya. Tapi orang lain yang tanya,” kata sastrawan yang pernah melukis Gus Mus ini.

Jawaban kiai asal Rembang itu sederhana, “Hanya mau berhenti saja”. Ketika ditanya lagi, apakah karena kesehatan Gus? Tidak, jawabnya. Kalau demikian alasannya, berarti setiap saya sehat maka saya boleh merokok lagi, kata Zawawi menirukan ucapan Gus Mus.

Selama orasi, penulis yang mengilhami lahirnya film ‘Bulan Tertusuk Ilalang’ ini juga berbicara tentang alam Indonesia hingga mentalitas pejabatnya dari sudut budaya. Masih di depan para mahasiswa, aktivis dan seniman, pria peraih ‘The S.E.A Write Award’ (2012) ini pun tidak lupa membacakan sajak-sajak hasil karyanya tentang korupsi. []

 

YS/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *