Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 30 April 2015

KISAH – Dia yang Terhimpit dalam Kubur


Ilustrasi akhlak pada keluarga.

Pada zaman Rasulullah saw, seorang sahabat bernama Sa’ad meninggal dunia. Tidak seperti biasanya, Rasul begitu sibuk mengurus jenazahnya. Tanpa serban dan alas kaki, beliau mengangkat keranda hingga ke liang kubur. Beliau pula yang turun ke liang dan menatanya sebelum jenazah terbaring.

Banyak sahabat yang heran. “Wahai Rasulullah, engkau melakukan sesuatu yang tidak biasa. Ada apa sebenarnya?”

“Demi Allah,” kata Rasul menjawab pertanyaan, “aku melihat Jibril dan para malaikat melakukan apa yang kulakukan.”

“Mengapa sampai demikian Wahai Rasulullah?” Sahabat yang tak puas bertanya lagi.

“Orang ini selalu membaca Surat “Qul Huwallahu ahad” dalam keadaan duduk, berdiri dan berjalan. Dan tahukah kalian, ada 70 ribu malaikat yang hadir di pemakaman ini.”

Dari kejauhan, datanglah ibu dari jenazah ini. Melihat Rasul menghadiri pemakaman, dia tak dapat menahan kegembiraannya. “Sungguh beruntung putraku Sa’ad. Kau pasti masuk surga,” katanya.

Rasul segera menimpali. “Sebentar wahai ibu Sa’ad, janganlah engkau menentukan sesuatu mendahului Allah SWT. Ketahuilah, putramu ini sedang terhimpit di dalam kuburnya.”

“Kenapa wahai Rasulullah?” tanya sang ibu.

“Karena perangainya buruk pada keluarganya.”

Bayangkan, setelah mendapat kemuliaan diantar Rasulullah dan 70 ribu malaikat, sang sahabat masih saja mendapat kesulitan dalam kubur disebabkan akhlaknya yang buruk kepada keluarga.

Kisah ini memperjelas ayat “Dan bergaullah dengan mereka (istri) dengan cara yang baik.”
(An-Nisa’ 19). Dan sabda Nabi: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya. Dan aku adalah yang paling baik bagi keluargaku.”

Imam Ali bin Abi Thalib juga pernah menjelaskan senada dalam perkataannya: “Jangan sampai keluargamu menjadi orang yang paling menderita karena perilakumu.”

(MH/Islam Indonesia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *