Satu Islam Untuk Semua

Friday, 22 March 2019

Khotbah Salat Jumat Masjid Al Noor Sepekan Pasca Teror


islamindonesia.id – Khotbah Salat Jumat Masjid Al Noor Sepekan Pasca Teror

Sepekan pasca tragedi penembakan di masjid Christchurch, hari ini azan Shalat Jumat kembali berkumandang di seluruh Selandia Baru. Saat muazin mengumandangkan azan itu, Perdana Menteri Jacinda Ardern dan warga lainnya berdiri di dekat Masjid Al Noor, lokasi pertama penembakan.

Setelah azan berkumandang, seluruh Selandia Baru larut mengheningkan cipta selama dua menit untuk menghormati 50 jemaah yang tewas dalam aksi teror itu.

Imam Masjid Al Noor Gamal Fouda yang memimpin Shalat Jumat di Hagley Park memberikan khotbah yang sangat menyentuh. Dilansir AFP dan NZ Berald (22/3/2019), berikut isi khotbahnya.

Jumat lalu, saya berdiri di masjid ini dan menyaksikan kebencian serta kemarahan dari tatapan si teroris ketika membunuh 50 orang, melukai 48 orang, dan merobek jutaan hati warga seluruh dunia.

Hari ini, dari tempat yang sama saya berdiri dan menyaksikan cinta dan kasih sayang di mata jutaan masyarakat Selandia Baru dan seluruh manusia dari berbagai penjuru dunia.

Si teroris mencoba menghancurkan negara ini dengan ideologi iblisnya. Namun, kita menunjukkan bahwa Selandia Baru tidak tergoyahkan.

Dunia pun bisa melihat ketidakadilan ini malah memperkuat persatuan dan cinta. Hati kami sakit, namun hati kami tetap teguh.

Kami telah bertekad untuk tidak membiarkan siapapun memecah belah kami.

Kami telah bertekad untuk saling menyayangi dan mendukung satu sama lain. Ideologi supremasi kulit putih telah menghantam kami sangat keras.

Tetapi solidaritas yang diperlihatkan Selandia Baru sungguh luar biasa. Kepada seluruh keluarga korban, kematian mereka tidaklah sia-sia.

Darah mereka telah mengairi benih harapan. Keindahan Islam dan keindahan persatuan kami. Mereka adalah warga terbaik.

Diambil dari kami di hari terbaik, tempat terbaik, dan telah memberikan yang terbaik. Mereka tidak hanya menjadi martir Islam.

Mereka menjadi martir negara ini, Selandia Baru. Kehilangan kami semakin memperkuat persatuan Selandia Baru. Kepergian mereka tidak hanya menyadarkan negara ini, namun juga rasa kemanusiaan.

Kematian mereka sebagai martir merupakan hidup baru bagi Selandia Baru dan kesempatan hidup makmur bagi yang lain.

Pertemuan kita di sini, di tengah perbedaan yang ada, merupakan sebuah perjanjian akan kemanusiaan ini.

Kita di sini, berkumpul dalam jumlah ratusan hingga ribuan demi satu tujuan. Kebencian itu akan dibatlkan dan cinta akan menebus kita.

Nabi Muhammad pernah berkata, Anda tidak akan pernah bisa menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan jika Anda tidak mampu mencintai sesamamu.

Kepada warga Selandia Baru, terima kasih atas damai yang kalian berikan, terima kasih untuk haka, terima kasih untuk bunga yang ditaburkan, terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang kalian perlihatkan.

Kepada perdana menteri, terima kasih atas kepemimpinanmu.  Ini bakal menjadi pelajaran bagi pemimpin lain di seluruh dunia.

Terima kasih karena memeluk keluarga kami dengan erat, dan menghormati kami dengan mengenakan kain di kepalamu.

Terima kasih atas kata-katamu yang menguatkan dan kasih sayangmu. Terima kasih karena telah menjadi satu dengan kami.

Terima kasih juga kepada pemerintah Selandia Baru dan orang-orang yang menunjukkan kami berharga, dan tidak melupakan kami.

Terima kasih kepada polisi dan tim penyelamat. Kalian telah mengedepankan kami.

Terima kasih juga kepada para tetangga yang membuka pintu rumah kalian ketika teroris itu menyerang.

Terima kasih kepada mereka yang bersedia menepikan mobilnya untuk membantu kami.

Terima kasih telah membawakan kami makanan dan membantu kami ketika kami kesulitan berdiri.

Terima kasih, Selandia Baru, karena telah mengajarkan kepada dunia apa itu cinta dan menyayangi.

Kepada saudara-saudariku yang ikut dalam Shalat Jumat ini, terima kasih karena bersedia kembali hadir di sini.

Tentu tidak mudah untuk menghilangkan trauma yang juga saya alami. Namun janji yang dibuat Tuhan benar adanya.

Terima kasih karena Anda lebih menunjukkan belas kasih daripada kemarahan. Terima kasih juga atas ketabahan Anda.

Pembunuhan karena Islamofobia. Muslim telah merasakannya di dunia selama bertahun-tahun. Islamofobia itu nyata.

Dia menargetkan secara tidak manusiawi dan takut kepada Muslim secara tidak masuk akal.

Takut kepada pakaian kita, makanan yang kita makan, cara kita berdoa, dan cara kita mempraktikan iman kita.

Kami menyerukan kepada seluruh pemerintah di dunia, termasuk Selandia Baru dan negara tetangganya, untuk menghentikan ujaran kebencian dan politik ketakutan.

Kematian 50 orang dan terlukanya 48 orang tidak datang semalam.

Dia adalah hasil dari retorika anti-Muslim yang dikumandangkan sejumlah pemimpin politik, media, dan yang lain. Tragedi pekan lalu adalah buktinya.

Bukti kepada seluruh dunia bahwa terorisme tidak berwarna, tak beretnis, dan tidak beragama.

Kebangkitan supremasi kulit putih dan ekstremisme sayap kanan adalah ancaman global bagi umat manusia dan harus berakhir sekarang.

Saya mengambil kesempatan ini untuk berterima kasih kepada saudara baik Muslim maupun non-Muslim atas kehadiran kalian hari ini.

Dan saya juga berterima kasih kepada tamu internasional yang datang dan memberi bantuan di masa sulit ini.

Kasihanilah kami. Oh Tuhan, berikanlah kami perdamaian, keamanan, dan kemakmuran. Oh Tuhan, lindungilah Selandia Baru beserta warganya.

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *