Satu Islam Untuk Semua

Friday, 12 August 2016

KHAS–Kang Said: Beragama Secara Benar Tidak Cukup dengan Pesantren 2 Minggu


IslamIndonesia.id – Kang Said: Beragama Secara Benar Tidak Cukup dengan Pesantren 2 Minggu

 

Bagi KH. Said Aqil Sirajd, Islam bukan hanya membawa doktrin akidah atau perintah ritual ibadah saja. Demikian juga Al-Qur’an dan Nabi Muhamad, bukan hanya kitab dan rasul akidah- syariat saja.  Namun Islam, Nabi Muhammad dan Al-Qur’an, kata Ketua PBNU ini, merupakan agama, rasul, kitab yang membawa misi ilmu pengetahuan.

Lima belas abad yang lalu Al-Qur’an telah menegaskan betapa pentingnya ilmu pengetahuan. Di tengah-tengah masyarakat jahiliah, Al-Qur’an turun dengan ayat, “Kebenaran dari Allah yang hanya bisa diraih oleh orang-orang yang menuntut ilmu.”

Oleh sebab itu, lanjut kiai asal Cirebon ini, siapapun yang ingin berjalan dengan benar, berpandangan benar, hidup dengan benar, berkeluarga benar, berpolitik benar, beragama benar, harus dengan ilmu pengetahuan.

“Apalagi agama, tidak cukup pesantren 2 minggu. (Walaupun jika) selesai, langsung jenggotnya panjang, jidatnya ireng (hitam),” katanya dalam acara Halal bi Halal bersama warga Nahdhyin se-Yogyakarta dan sekitarnya (31/7).

Bagi Kang Said, atribut atau simbol yang dianggap religius tidak bisa menjadi ukuran kebenaran agama. Jenggot dalam Islam misalnya, tidak selalu identik dengan kealiman dan kesalehan. Bahkan salah satu tanda orang bodoh, kata Kang Said mengutip Imam Ibn Jauzi (w 597) ialah memiliki jenggot panjang.

“Bukan saya yang bilang loh. Saya cuman ngutip Imam Ibn Jauzi, ya (boleh dikata) muridnya Imam Al-Ghazali lah. Tapi kalau ngga percaya ya ngga apa-apa,” katanya

Ilmu pengetahuan yang kedudukannya dimuliakan Al-Qur’an justru yang seharunya menjadi bagian dari karakteristik seorang Muslim. Bahkan Rasulullah tidak akan ridha jika umat Islam ini bodoh, tertinggal, dan terbelakang.

Setelah menyinggung sejarah Islam ketika Irak sebagai pusat perdaban dunia, Kang Said juga menjelaskan bahwa Islam merupakan agama budaya. Mulai dari masa sahabat Nabi, hingga wali songo, jebolan Ummul Quro Makkah ini mengurai bagaimana Islam mengapresiasi bahkan dalam dakwah damainya melebur dengan budaya. []

YS/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *