Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 25 September 2016

KH. Anwar Zahid: Yasinan, Tahlilan Ngga Boleh, Tapi Apa-apa Boleh Dibom


IslamIndonesia.id – KH. Anwar Zahid: Yasinan, Tahlilan Ngga Boleh, Tapi Apa-apa Boleh Dibom

 

Pengasuh Pondok Pesantren Attarbiyah Islamiyah Assyafi’iyah asal Bojonegoro, KH. Anwar Zahid, menyinggung sejumlah kelompok yang mengatasnamakan AhluSunah wal jama’ah namun berprilaku ekstrim. Mengklaim sebagai Mujahidin tapi nyatanya teroris. Dengan nada canda, ISIS, demikian penceramah kondang ini melanjutkan, ialah orang-orang ekstrim yang membuat ‘sumuk’ (gerah).

“Mereka bukan jihad, tapi jian…. Mereka bukan mujahidin, tapi mujahilin,” katanya di depan jama’ah yang memadati lapangan Kampung Serdang Kuring, Waykanan, Lampung seperti dikutip portal nu.or.id beberapa waktu lalu.

Meski kelompok-kelompok itu bermunculan di zaman yang dikenal modern ini, tidak berarti akidah juga harus mengikutinya.  Kiai Anwar menjelaskan, di zaman serba cepat ini, rumah boleh baru, mobil juga boleh baru, namun akidah biarlah yang lama; AhlusSunah wal Jamaah (Aswaja).

“Aqidah jangan ikut yang baru, apa-apa nggak boleh, Yasin nggak boleh, Tahlil nggak boleh, tapi ngebom, apa-apa dibom! Jangan asal jidatnya hitam diikuti, dipukuli dengan batu jidat juga cepat jadi hitam,” katanya.

Seperti diketahui, maraknya kelompok yang mengatasnamakan Aswaja tapi menebar kebencian dan teror membuat kiai-kiai NU melakukan ‘perlawanan’.  KH. Mustafa ‘Gus Mus’ Bisri misalnya menyebut, mereka yang suka menyesatkan bukan karena keyakinan agamanya tapi justru karena ketidakyakinannya pada agama yang dia peluk. Keyakinan itu memperkuat, bukan membuat orang tidak merasa percaya diri sehingga dia takut dengan pengaruh beragamnya keyakinan.

“Betapa mudahnya kebencian disebar dari khotbah-khotbah, disertai dan disarati bahasa geram.”

Syiar kebencian ini, menurut Gus Mus, dilakukan oleh mereka yang memiliki nuansa nafsu dan keangkuhan  ‘orang pintar baru’ atau OPB. Orang pintar baru, jika dianologikan, seperti baru lulus sarjana tapi sudah bangga dan suka pamer dengan ilmu dan keahliannya. Lebih berbahaya lagi, jika ‘orang pintar baru’ banyak yang mengikutinya.

KH. Said Aqil Sirajd bahkan tanpa tendeng aling-aling menyebut kelompok dengan doktrin Salafi-Wahabi berlabel ‘mujahidin’ adalah teroris. “NU anti wahabi. NU anti salafi,” katanya saat menghadiri acara NU di Yogyakarta, 31/7

Mengutip sebuah hadis, pria yang pernah nyantri di Krapyak ini berkata, “siapa yang mengancam sesama Mukmin, Allah dan malaikat akan melaknatnya.”

“Baru ngomong – saya akan membunuhmu – saja, Allah dan  malaikat melaknatnya,” jelas kang Said.

Sebab turunnya ayat ‘la ikraha fiddin’ kemudian dia jelaskan. Dimana seorang ayah yang meminta anaknya masuk Islam. Sang anak terlalu lama memberi jawaban. Akhirnya sang ayah kesal dan mengancam dengan kekerasan. Mengutip ayat itu, Kang Said berkata tidak boleh ada ancam-mengancam, teror, intimidasi dalam agama.

“Apalagi kepada yang bukan anaknya, kepokanannya, cucunya, tapi menggunakan cara ancam-mengancam,” katanya menyindir sejumlah gembong teroris seperti Abu Wardah alias Santoso yang tewas akibat baku tembak dengan aparat di Poso.

Dalam skala lebih luas, ulama-ulama senior Aswaja pada 25 Agustus 2016 berkumpul di Grozny- Chechnya dalam rangka muktamar untuk mendefinisikan siapakah Aswaja yang sebenarnya. Muktamar ini sebagai sebuah upaya penyelamatan dari penyalahgunaan yang selama ini berlangsung.

Muktamar yang menjelaskan kembali ”Manhaj AhlusSunah Wal Jamaah; Akidah, Fikih dan Akhlak serta Dampak Penyimpangan darinya di Tataran Realitas” dihadiri oleh Grand Shaikh Al-Azhar, para mufti dan lebih dari dua ratus ulama dari seluruh dunia.

“Aswaja tidak pernah mengafirkan orang yang salat menghadap kiblat. Aswaja tidak pernah menggiring manusia untuk mencari kekuasaan, menumpahkan darah, dan tidak pula mengikuti syahwat birahi (yang haram),” tegas Guru Besar Al Azhar Mesir Syekh Ali Jum’ah seperti dirilis portal resmi NU dari Muktamar di Chechnya, 25/8. []

 

YS/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *