Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 21 May 2017

Ketum PBNU: Jangan Bela Sesuatu yang Mulia dengan Cara Tak Terpuji


islamindonesia.id – Ketum PBNU: Jangan Bela Sesuatu yang Mulia dengan Cara Tak Terpuji

 

Di tengah marak pro-kontra pembubaran ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengisahkan tentang dua amanat dari para pendiri NU yang diwariskan kepada para Nahdliyin. Amanat itu, pertama, amanat diniyah untuk mendakwahkan Islam. Kedua, amanat wathaniyah untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Terkait amanat diniyah, pria yang akrab disapa Kang Said ini mengatakan, Islam adalah agama yang mulia, bermartabat, dan berbudaya. Oleh karena itu, dakwah serta cara membelanya juga harus dilakukan dengan cara-cara bermartabat dan mulia.

“Tidak benar kalau membela sesuatu yang mulia dengan cara yang tidak terpuji. Kalau Islam itu agama yang mengajarkan akhlaqul karimah, maka cara pembelaannya, cara dakwahnya harus dengan cara mulia pula,” kata Kang Said, dalam sebuah acara diskusi, di Kantor PBNU, Jakarta beberapa hari lalu.

Said mengisahkan, Nabi Muhammad SAW dipuji oleh Allah SWT karena akhlaknya yang mulia.

Wa innaka la’alaa khuluqin ‘azhiim. Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) mempunyai akhlak yang mulia,” katanya, mengutip QS Al-Qalam ayat 4.

Demikian mulianya akhlak Nabi Muhammad, Beliau SAW mengampuni penduduk Kota Makkah yang mengusir, menyiksa, menghina, mencaci-maki, bahkan membunuh beberapa sahabat Nabi.

Said menyebutkan, karena akhlak Rasul, penduduk Kota Makkah pun memeluk Islam.

Waraaytan nasa yadkhuluna fidinillahi afwaja. Dan kamu (Muhammad) lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,” ujarnya lagi, mengutip QS An-Nashr ayat 2.

Ia mengatakan, Rasulullah SAW tidak pernah memaksa penduduk Makkah memeluk Islam. Namun, mereka kagum dengan akhlak Beliau yang terpuji.

“Mereka juga berbondong-bondong menyalami Nabi Muhammad dengan mengatakan: ‘Bi abi wa ummi antal karimun karimun nil karim’. Demi ayahku, demi ibuku, engkau orang mulia. Anak dari seorang bapak yang mulia. Cucu dari seorang kakek yang mulia,” kisahnya.

Dari kisah Nabi Muhammad itu, Kang Said menegaskan bahwa penilaian akan sosok seseorang berawal dari akhlaknya.

Sementara itu, terkait amanat wathaniyah NKRI, Said memastikan, NU tetap mempertahankan NKRI, dan tidak setuju dengan gagasan khilafah.

“Oleh karena itu sikap kami menolak HTI. Tindakannya tidak radikal, tidak membunuh, tidak mengebom. Tetapi, visi-misinya ingin mengganti nation dengan khilafah,” tegas Kang Said.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *