Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 24 October 2013

Ketum PBNU: Islam-Nasionalisme Harus Saling Melengkapi


Untuk menjaga keutuhan tanah air, Islam dan Nasionalisme harus saling mengisi dan melengkapi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Demikian pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj seperti dilansir oleh Nu Online pada Kamis (24/10). 

“Di sana bom meledak terus, karena tidak ada komitmen cinta Tanah Air. Orang Afganistan itu 100 persen Islam, Somalia 100% agamanya Islam, tapi Islam belum bisa  menyatukan mereka, yang bisa menyatukan mereka kalau Islam didukung dengan nasionalisme. Jadi walaupun kita beda partai, beda arah, ingat tentang tujuan menyelamatkan bersama negara ini,” ujar Kiai yang akrab disapa Kang Said itu. 

Jika melihat cerminan ke belakang, Said menegaskan bahwa KH Hasyim Asy’ari mempunyai jasa besar dalam mempertahankan negeri ini dengan membuat sebuah keputusan dalam Muktamar NU pada 1936 di Banjarmasin. Saat itu ia menyerukan Ukhuwah Islamiyah harus bersinergi dengan Ukhwah Wathaniyyah. 

Menurut Said, Islam bisa besar kalau didukung oleh semangat nasionalisme. Nasionalisme menjadi baik kalau diberi semangat ruhul islam,  “ Saat sebagian umat Islam ingin mendirikan negara islam, NU mengatakan tidak, yang penting merdeka dulu, bersatu dulu, ayo kita mengusir penjajah, setelah itu Islam bagaimana? Diamalkan, tidak usah dikonstitusikan, tapi diamalkan,itu (jasanya,-red) Mbah Hasyim ” ujar Said 

Lebih lanjut, Said pun percaya bahwa Indonesia bisa menjadi contoh, walaupun masyarakatnya berbeda-beda organisasi atau partai politik namun hal itu selalu disinergikan dengan nasionalisme sehingga perbedaan yang ada tidak sampai menjadi ajang perpecahan dan pertumpahan darah seperti yang terjadi di Afghanistan dan Somalia. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *