Satu Islam Untuk Semua

Friday, 14 July 2017

Ketua Muhammadiyah: Radikal Dilawan Radikal Lahirkan Radikal Baru


islamindonesia.id – Ketua Muhammadiyah: Radikal Dilawan Radikal Lahirkan Radikal Baru

 

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, paham radikal atau ekstremisme seperti ISIS jelas tidak akan diterima Islam. Namun gerakan atas dasar paham ini, lanjut Haedar, kini menjadi masalah besar bagi Islam dan dunia.

Meski demikian, untuk menangkal paham ini di masyarakat dibutuhkan strategi yang tepat, solutif dan tidak melahirkan masalah baru. Bagi Haidar, literasi menjadi benteng terbaik dari invasi ideologi dan paham radikal.

Haedar mengatakan literasi dapat membantu masyarakat cerdas dan berpikir kritis. Masyarakat yang terdidik bisa melawan paham tersebut dengan cara yang bukan radikal. “Karena kalau radikal dilawan radikal, akan menimbulkan radikal yang baru,” ujarnya saat ditemui di Masjid Akbar Kemayoran, Jakarta, seperti dilansir tempo.co, 9 Juli.

Menurut dia, paham radikal sering timbul karena dipicu paham lainnya. Misalnya, radikal Islam mungkin muncul karena paham sekuler atau komunis.

Karena itu, literasi merupakan upaya jangka panjang. Jika diperlukan penindakan, langkah yang ditempuh harus sesuai jalur hukum dan dilakukan saksama tanpa gegabah.

Sementara itu, tokoh senior Muhammadiyah Ahmad Syafi’i Ma’arif mengakui kelompok ekstremisme begitu mudahnya mencuci otak anak muda. Hal ini, menurut Syafi’i, karena lemahnya pemahaman agama sehingga anak muda yang sedang mencari identitas tersebut akan mudah mengikuti apa yang dikatakan oleh para kelompok terorisme itu.

“Agama sudah tidak berfungsi lagi padahal Islam adalah agama keberadaban bukan agama kebiadaban,” kata pria yang akrab disapa Buya Syafi’i ini seperti dilansir Suara Muhammadiyah.

Eks Ketua Muhammadiyah ini melanjutkan, terorisme semakin berkembang karena adanya dua hal. Kedua permasalahan tersebut yaitu adanya pemikiran tentang teologi maut dan adanya kesenjangan sosial. Semakin berkembangnya kelompok terorisme dengan pemikiran radikalisme, mereka berfikiran bahwa lebih baik mati karena untuk hidup tidak ada harapan akibat dari kondisi masyarakat yang tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

“Ini disebut dengan pemikiran teologi maut. Selain itu kerapuhan yang dialami Indonesia saat ini, banyaknya kesenjangan sosial. Coba perhatikan kondisi sosial ekonomi di Indonesia saat ini. Jika perekonomian Indonesia melemah akan memacu para kelompok terorisme untuk melawan pemerintahan,” ujarnya.

Masih di Suara Muhammadiyah, Haedar Nashir menegaskan, organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan ini tidak akan masuk gerakan deradikalisme karena akan terjebak kepentingan proyek. Bila proyek deradikalisme terus berlanjut pasti akan membawa dampak yang sangat tidak sederhana. Apalagi deradikalisme yang diusung dalam proyek ini selalu dikaitkan Islam. []

 

 

YS/ islamindonesia

One response to “Ketua Muhammadiyah: Radikal Dilawan Radikal Lahirkan Radikal Baru”

  1. Akhmad Taufik says:

    Mbok ya tolong di perjelas apa itu LITERASI !!!!

Leave a Reply to Akhmad Taufik Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *