Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 11 October 2016

Keseleo Lidah Soal Al-Maidah 51, Akhirnya Ahok Minta Maaf


IslamIndonesia.idKeseleo Lidah Soal Al-Maidah 51, Akhirnya Ahok Minta Maaf

 

Pernyataan Ahok soal Al-Maidah 51 dalam salah satu pidato saat dirinya melakukan lawatan dinas ke Pulau Seribu, Maret 2016 lalu, tak dapat dipungkiri sempat menuai pro-kontra, memicu polemik dan menciptakan kegaduhan jagad sosial dan politik di Ibu Kota.

Suasana yang mulai sejuk dan kondusif sejak penetapan ketiga pasangan Cagub-Cawagub oleh KPU, sontak riuh disesaki caci-maki, hujatan dan pembelaan dari para pendukung masing-masing ketiga pasangan calon yang akan berlaga dalam Pilkada DKI Jakarta pertengahan Pebruari tahun depan itu.

Semula, Ahok (dan pendukungnya) bersikeras tak sudi minta maaf karena merasa tak ada yang salah dengan pernyataan sang petahana terkait Al-Maidah 51 itu. Mereka berdalih, justru orang-orang dari kelompok Anti-Ahok dan medialah yang telah memelintir pernyataan tersebut sehingga berbuah penafsiran keliru dari masyarakat, para tokoh politik dan sebagian ulama dari kalangan Muslim, tak hanya di Jakarta bahkan sampai hampir merata di beberapa wilayah di Tanah Air.

Penolakan Ahok dan pendukungnya tersebut tak ayal justru makin menyulut kemarahan massa. Maka mulai bermunculanlah beberapa pihak baik secara perorangan maupun atas nama organisasi dan kelompok tertentu dari kalangan umat Islam di Bareskrim Mabes Polri, untuk melaporkan tindakan Gubernur DKI yang mereka anggap telah menistakan Islam, Al-Qur’an, dan kaum Muslimin tersebut.

Tapi di luar dugaan, seolah menuruti kemauan para penghujat dan pendemonya, akhirnya Ahok bersedia menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Permintaan maaf itu dilakukannya di depan publik dan di hadapan beberapa awak media sambil menyatakan bahwa sebenarnya sama sekali tidak ada niat dari dirinya untuk melukai hati umat Islam. Ahok menegaskan dirinya tidak anti-Islam dan berjanji tidak akan lagi membawa-bawa urusan agama dalam politik sehingga akhirnya membuat gaduh dan menjadikan kehidupan sosial masyarakat Indonesia terutama di Jakarta, menjadi tidak kondusif.

“Yang pasti saya sampaikan kepada semua umat Islam, ataupun orang yang merasa tersinggung, saya sampaikan mohon maaf. Tidak ada maksud saya melecehkan agama Islam ataupun Al-Qur’an,” ujar Ahok di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (10/10/2016).

Sebagian pihak menyambut positif dan mengapresiasi langkah Ahok kali ini. Terutama kalangan yang selama ini hampir yakin, mustahil tampaknya bagi Ahok yang selama ini dikenal arogan itu akan dengan mudah meminta maaf.

Respon senada disampaikan oleh politisi Gerindra, Habiburokhman selaku salah satu Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) yang telah melaporkan Ahok secara resmi ke Bareskrim Mabes Polri atas dugaan penistaan agama terkait pernyataannya soal Al Maidah ayat 51 tersebut.  Dia berharap permintaan maaf Ahok kali ini benar-benar ikhlas, tanpa motif politik tertentu.

“Semoga minta maafnya Ahok itu ikhlas dari lubuk hati yang paling dalam, dan bukan minta maaf elektoral yang hanya merupakan basa-basi cari selamat setelah reaksi masyarakat begitu serius,” kata Habiburokhman di Jakarta, Senin (10/10/2016).

Advokat ACTA itu pun kemudian menyebutkan tiga kriteria bagaimana permintaan maaf tersebut bisa dikategorikan permintaan maaf yang ikhlas. Salah satu kriteria menurutnya, Ahok harus berkomitmen tidak akan mengulangi lagi keteledoran dan kesalahan serupa.

“Minta maaf yang ikhlas tersebut ada 3 komponen, mengakui kesalahan, mencabut ucapan yang tidak baik dan berkomitmen untuk tidak mengulangi lagi perbuatan tersebut,” urainya.

Habiburokhman pun berjanji, asalkan ketiga kriteria itu terpenuhi, maka dirinya akan meminta seluruh elemen masyarakat untuk memaafkan Ahok.

“Kalau memang Ahok ihklas minta maaf saya serukan rekan-rekan untuk memaafkan dia,” tegasrnya.

Meski tak sepenuhnya menolak seruan Habiburokhman, Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada hari yang sama menegaskan bahwa penanganan pelaporan dugaan penghinaan atau penistaan agama di Bareskrim tetap akan berlanjut.

Boy tak menampik bahwa permintaan maaf Ahok itu adalah sebuah langkah yang baik.

“Ya sesuatu yang menurut hemat kami baik. Jika penyampaian sebelumnya dirasa telah menimbulkan ketersinggungan, setidaknya permintaan maaf itu sedikit melegakan perasaan masyarakat. Karena itu patut disambut positif. Artinya, sudah ada semacam evaluasi tentang apa yang telah disampaikan oleh yang bersangkutan,” kata Boy.

Namun dari sisi proses hukum, menurutnya ada langkah-langkah yang harus diikuti, karena itu berkaitan dengan pembuktian.

“Maka proses hukum secara proporsional akan tetap dijalankan oleh pihak kepolisian sebagaimana aturan hukum yang ada,” tegas Boy.

Menyambung pernyataan Boy, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Agus Andrianto mengimbau masyarakat agar ikut menenangkan dan mendinginkan situasi-kondisi Ibu Kota yang sebelumnya sempat memanas. Pihaknya berjanji akan berhati-hati dalam menangani laporan terkait polemik pidato Ahok itu. Agus juga menuturkan, pihaknya siap diawasi dalam penanganan kasus ini.

“Diimbau untuk menenangkan situasi, ini sudah ditangani Bareskrim. Karena kejadiannya sama, yang melapor berapapun akan dijadikan satu,” pungkasnya.

Sementara Ketua Umum Golkar, Setya Novanto, yang merupakan sejawat Ahok dari partai pengusungnya itu mengaku bangga dengan langkah Ahok yang berani dan tulus meminta maaf atas kesalahan yang telah dilakukannya.

Novanto yakin, pasti Ahok akan banyak belajar dari kasusnya kali ini. Apalagi kasus tersebut telah menjadi sorotan dan menuai kontroversi yang luas di tengah publik.

 

EH/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *