Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 09 April 2016

Kemurahan Hati Muslim Memaafkan Seorang Penembak Masjid


Ted Hakey, mantan angkatan laut Amerika, adalah salah satu warga AS yang pernah mengalami Islamophobia hingga dia begitu membenci semua yang berbau Islam. Laman Facebook-nya dia penuhi dengan ujaran kebencian dan ungkapan anti Muslim.

Dia mengaku selalu memperhatikan masjid yang ada di sekitar rumahnya dengan teropong. Bahkan, dia pernah berkata “Apakah musim Muslim sudah dimulai? Saya punya lingkungan yang kaya (dengan muslim).”

Tidak lama setelah serangan di Paris, dia baru saja pulang dari bar dalam keadaan mabuk akibat meminum sepuluh gelas bir. Tak hanya itu, sesampainya di rumah, dia kembali menenggak beberapa botol lagi. Secara sadar dia lalu mengisi penuh pistol 9 mm dan senapan M14, keluar dan langsung menembaki masjid di areanya, di wilayah bagian Connecticut.

Siapa sangka, setelah kelakuannya, Dr. Muhammad Qureshi selaku Presiden Baitu Aman, “Rumah Kedamaian”, malah ingin lebih mengenal dekat Hakey dan istrinya. Lima bulan kemudian, Qureshi mengundangnya untuk datang pada acara bertema “Islam yang Sebenarnya dan Para Ekstrimis”.

Dan menariknya, saat Hakey tiba, orang-orang justru menyambutnya. Dengan penuh syahdu dia meminta maaf atas apa yang telah dia lakukan dan semua memaafkan.

Hakey memang meminta pada pengacaranya agar dia dapat kesempatan untuk meminta maaf, hingga akhirnya Qureshi dan beberapa rekannya menemui Hakey secara diam-diam seminggu sebelum Jumat Agung. Qureshi juga mengirim bingkisan Paskah bagi keluarga Hakey.

Akhirnya pada sabtu (06/04) lalu, Hakey mendapat kesempatan untuk melakukan do’a di Masjid Connecticut bersama tetangga-tetangga Muslim lain. “Karena hal ini bisa menunjukkan pada jamaah yang lain bahwa Hakey benar-benar menyesal,” ungkap Qureshi.

Hakey pun mengungkapkan: “Sebagai seorang tetangga, saya pernah merasa takut. Tapi takut selalu ada karena ketidaktahuan; sesuatu yang tidak kita ketahui adalah sesuatu yang selalu kita takuti. Pada waktu mendatang saya ingin membantu kalian menjembatani batasan dan membantu agar orang lain tidak melakukan kesalahan yang pernah saya lakukan.”

Dia menyampaikan ketakjuban atas reaksi Muslim di seluruh dunia atas permintaan maafnya. Dia merasa bahwa banyak orang benar-benar memaafkannya. Bahkan, Myra, istrinya, menangis dan kagum dengan sambutan hangat yang mereka terima saat datang.

“Ada seorang wanita yang menangis mendatangiku dan berterima kasih padaku juga berkata bahwa mereka berdoa agar kami datang,” ujar Myra. “Begitu banyak kebencian padahal yang orang-orang ini inginkan justru adalah kedamaian.”

 

Andi/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *