Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 20 May 2014

Kecil, Tapi mengikat Hisab di Hari Perhitungan


Muslimvillage.

Kesenangan atau ketidaksenangan pada saat penting bagi kedua malaikat ini akan menunjukkan di mana paling mungkin Anda menuju: surga atau nerakaapi.

 

CCTV tercanggih

Ada dua jenis kamera CCTV di dunia. Yang pertama adalah model yang diciptakan manusia untuk mengawasi apa pun, terutama manusia, yang ditemukan oleh Marie Van Brittan Brown pada tahun 1974. Meskipun kemajuan teknologi sangat cepat, sampai hari ini, jangkauan CCTV made in manusia itu tetap memiliki batas. Berbeda dengan jenis kamera CCTV lain yang diciptakan Tuhan Yang Mahakuasa. Jangkaunnya begitu tak terbatas, bahkan sejak Adam diciptakan hingga Hari Kiamat tiba. Hebatnya, CCTV ini tidak bekerja dengan baterai atau listrik. Ia juga memiliki kapasitas penyimpanan yang tidak terbatas. Perangkat penyimpanan tidak seperti mikro-chip yang memiliki memori terbatas atau dapat dihancurkan. Ini tak terlihat, dan peralatan apa pun yang dibuat manusia tidak akan pernah bisa menyamai.

Kamera yang sangat canggih ini adalah dua malaikat juru tulis, yang disebut Kiraman Katibeen, dijelaskan dalam Alquran (50:16-18) sebagai Raqibun ‘Ateed (waspada dan siap untuk merekam). Kepala keduanya duduk di bahu kanan, merekam semua perbuatan baik kita. Yang lain duduk di bahu kiri merekam semua perbuatan jahat, tetapi hanya setelah meminta izin dari kepalanya. 

Kita tidak bisa mendengar atau merasakan malaikat ini, tetapi pada saat kematian, mereka akan terlihat di depan mata kita. Mereka akan berlaku baik, senang, atau marah pada kita. Senang jika mereka diberi pengalaman yang menyenangkan untuk pergi ke tempat-tempat suci di bahu kita, atau tidak bahagia jika mereka harus menyaksikan Anda melakukan segala macam hal memalukan di tempat-tempat kotor. Kesenangan atau ketidaksenangan pada saat penting ini akan menunjukkan di mana paling mungkin Anda menuju : surga atau neraka—api.

Ketika seseorang meninggal, menurut Alquran (17:23-14), “mikro-chip” dari perbuatan manusia ini akan diikat ke leher masing-masing manusia. Kamera ini akan tetap ada sepanjang hidupnya dalam kubur, dan di Hari Perhitungan, kita akan diberikan “print-out” raksasa berisi penjelasan apa saja yang kita lakukan di dunia. Sebagian orang akan menggigil ketakutan melihat hasil ini, dan mengatakan, “Alangkah baiknya bila aku dikembalikan ke dunia dan memperbaiki semua kehidupan masa lalu,” mereka juga kemudian terus berdoa, “Allahumma Hasibna Hisaban Yaseeran” (Wahai Tuhan kami, berilah kami hisab yang mudah)

Lidah memang kecil, tapi hisab kita terikat dengannya.

Mulai sekarang, mari kita berpikir seratus kali sebelum berbicara. Imam Hasan al-Basri mengatakan : “Hati berada di belakang lidahnya. Ketika ia berniat melakukan sesuatu, ia akan merenungkannya terlebih dulu secara serius. Jika itu baik, ia berbicara tentang hal itu ; jika tidak, dia tetap diam. Inti orang munafik berada di ujung lidahnya. Jika ia berniat melakukan sesuatu, ia berbicara tentang hal itu tanpa berpikir.”

Imam Malik bin Anas menyarankan kepada mahasiswa khususnya, Yahya ibn Yahya, “Saya menyarankan Anda dengan tiga hal yang menggabungkan semua pengetahuan para ulama, orang-orang kudus, dan para dokter.

1) Semua pengetahuan para ulama terkandung dalam fakta bahwa jika Anda diminta sesuatu yang Anda tidak tahu, ucapkanlah: “Saya tidak tahu”

2) Semua pengetahuan orang-orang kudus terkandung dalam fakta bahwa jika Anda sedang duduk di antara orang-orang, jadilah orang yang paling diam di antara mereka. Jika mereka benar dalam diskusi mereka, Anda akan dimasukkan di dalamnya, tetapi jika mereka salah, maka kamu akan diselamatkan ; dan

3) Semua pengetahuan tentang dokter yang terkandung dalam fakta bahwa Anda harus makan ketika Anda lapar, dan berhenti makan ketika Anda sudah sedikit kenyang.”

Begitu pun dengan lidah. Diam bukan lagi emas, tapi platinum. [LS]

 

Bagian 1 bisa dibaca di sini.

 

Sumber: Muslimvillage.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *