Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 20 August 2013

KBRI Bantu WNI di Mesir Dengan Sembako


Sejumlah bantuan berbentuk kebutuhan pokok (sembako) diserahkan oleh Duta Besar RI untuk Mesir Nurfaizi Suwandi  kepada warga negara Indonesia pada Senin (19/8. Dalam kata sambutannya, Suwandi memaparkan bahwa bantuan sembako tersebut merupakan salah satu  bentuk kepedulian KBRI kepada WNI terkait dengan krisis politik Mesir yang tengah terjadi saat ini. Kantor Kosuler KBRI di Distrik Madinat Nasr.

Soal evakuasi,  Suwandi menyebut pihak KBRI  sejauh ini belum memiliki rencana tersebut.  Selain situasi di Mesir masih dinilai kondusif, juga pihak KBRI belum melihat krisis tersebut berdampak negatif bagi warga negara Indonesia yang ada di Mesir.

Dalam kesempatan itu, dubes yang mantan Kapolda Metro Jaya itu mengingatkan WNI agar tidak terpancing dengan berbagai berita dan isu, misalnya soal ada negara  jiran Indonesia yang sudah mulai mengevakuasi warganya dari Mesir. 

“Jangan terpancing dengan berita evakuasi dari negara lain. Pemerintah Indonesia tentu saja akan mengayomi seluruh WNI, dan semua langakah penyelamatan telah disiapkan bila situasi keamanan memburuk,” katanya. 

Pernyataan Dubes RI untuk Mesir itu memang sesuai dengan keiinginan sejumlah besar mahasiswa yang  tinggal di Kairo. Kepada Antara, umumnya mereka enggan dievakuasi meskipun situasi di negeri itu kian memburuk.

“Saya pribadi sejauh ini ingin tetap tinggal di Mesir mengingat masa kuliah saya tinggal setahun lagi. Takutnya kalau pulang, nanti sulit kembali lagi ke Mesir,” kata Tsaqofina Hanifah, mahasiswi asal Solo.

Hal yang sama dilontarkan oleh Fatimah Insani Zikra, mahasiswi asal Padang, Sumatera Barat. “Saya tinggal di Asrama Buust Universitas Al Azhar masih merasa aman, jadi evakuasi kayaknya belum terpikirkan,” katanya.

Namun menurut Tsaqofina Hanifah Ketua Wihdah, organisasi putri beranggotakan 872 mahasiswi, suatu badan otonomi di bawah PPMI, mahasiswa yang belajar di Mesir saat ini memang terpecah menjadi dua kelompok:  yang ingin dievakuasi dan yang menolak untuk dievakuasi. 

“Jumlah yang ingin dievakuasi itu berkisar 40 persen, sisanya enggan, dan mereka masing-masing punya alasan pribadi,” ujarnya. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *