Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 21 August 2019

JK: Kita Semua, Islam, Kristen, Buddha, dalam Berdakwah Harus Lebih Adem


islamindonesia.id-JK: Kita Semua, Islam, Kristen, Buddha, dalam Berdakwah Harus Lebih Adem

Wakil Presiden Jusuf Kalla menghimbau kepada semua pemuka agama di Indonesia agar menjadi penyejuk bagi umat dengan khutbahnya masing-masing. Tiap materi khutbah harus lebih menghormati agama lain sehingga kerukunan dan keharmonisan bermasyarakat tetap terjaga.   

“Kita semua, Islam, Kristen, Budha, dalam berdakwah maupun memberikan khutbahnya harus lebih adem dan lebih menghormati satu sama lain,” kata Kalla di Jakarta, seperti dilansir Kompas, 20 Agustus. Ia menyampaikan hal ini menaggapi perkara ceramah mubalig Abdul Somad terkait simbol salib yang tengah dilaporkan ke polisi oleh warga yang merasa tersinggung.

JK meminta pada mubalig yang akrab dengan sebutan UAS itu agar dapat melalui proses yang berlaku di negeri ini. Dengan proses hukum ini, UAS juga dapat memberikan klarifikasi terkait ceramahnya.    

Sementara Tokoh senior Muhammadiyah, Ahmad “Buya Syafi’i” Ma’arif mengatakan, perkara yang tengah dilaporkan ke penegak hukum itu seharusnya bersandar pada sila kelima Pancasila: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. “Seluruh masyarakat Indonesia harus diperlakukan sama, “ kata mantan Ketua Muhammadiyah ini saat Seminar Wawasan Kebangsaan di UK Petra, seperti dikutip Detik.com, 19 Agustus.

Buya mengakui prinsip keadilan itu tidak mudah ditegakkan. Hanya saja, hidup sebuah bangsa dan negara bergantung sejauh mana keadilan ditegakkan di wilayah itu. “Keadilan itu (memang) sangat mahal,” ujarnya.   

Sementara UAS mengatakan, pernyataannya disampaikan untuk kepentingan menjawab pertanyaan jamaah yang hadir dalam pengajian. “Bukan saya membuat-buat untuk merusak hubungan,” katanya. “Ini perlu dipahami dengan baik.”

Selain itu, ceramah dalam pengajiannya dilakukan di sebuah masjid tertutup. Dia mengatakan, ceramah itu tidak disampaikan di stadion, lapangan sepak bola, maupun televisi. “Tapi untuk intern umat islam menjelaskan pertanyaan tentang patung dan kedudukan Nabi Isa AS. Untuk orang Islam dalam Al-Quran dan Sunah Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa pengajian itu dilakukan 3 tahun yang lalu yaitu tahun 2016. Ceramah itu dilaksanakan di Masjid An-Nur, Pekanbaru. “Saya rutin pengajian di sana satu jam pengajian, diteruskan tanya-jawab, tanya-jawab. Kenapa diviralkan sekarang? Kenapa dituntut sekarang? Saya serahkan kepada Allah SWT,” katanya.[]

YS/islamindonesia/dari berbagai sumber

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *