Satu Islam Untuk Semua

Friday, 18 June 2021

Jerman Resmikan Akademi Pendidikan Agama Islam untuk Pertama Kalinya


islamindonesia.id – Jerman Resmikan Akademi Pendidikan Agama Islam untuk Pertama Kalinya

Setelah masa persiapan yang panjang, Akademi Pendidikan Agama Islam pertama di Jerman akhirnya diresmikan di kota Osnabrück, dengan nama resmi Islamkolleg Deutschland – IKD.

Ender Cetin, 45, yang sekarang menjadi mahasiswa angkatan pertama di akademi tersebut, terkait peresmian IKD, mengatakan, “Langkah tepat ke arah yang benar.”

Pusat pendidikan itu diresmikan Selasa, 15 Juni 2021, setelah beberapa kali tertunda karena pandemi corona.

Ender Cetin lahir dan besar di Berlin, dalam kesehariannya dia sudah melakukan kegiatan sebagai imam. Dia mengaku senang dengan kemungkinan mengikuti pendidikan Imam Islam di Jerman, profesi yang baginya “menawarkan perspektif masa depan.”

IKD adalah bagian dari program khusus yang dirancang Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Jerman. Di Jerman, Kemendagri juga bertanggung jawab atas urusan agama dan kepentingan kelompok-kelompok agama.

Didanai Kementerian Dalam Negeri Jerman

Setiap tahun, Konferensi Islam yang mempertemukan organisasi-organisasi Islam dengan pejabat pemerintahan Jerman dan wakil-wakil institusi terkait digelar di Jerman.

Dalam Konferensi Islam terakhir pada tahun lalu, Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer menyambut rencana pembukaan IKD, dan mengatakan, “Kabar baik bagi umat Islam di Jerman.”

Tujuan pendirian IKD terutama untuk meningkatkan jumlah imam, yang juga bisa berkhotbah dalam bahasa Jerman, kata Horst Seehofer. Kemendagri menyediakan dana awal untuk pendirian perguruan tinggi itu.

Angkatan pertama yang akan mengikuti pendidikan Teologi Islam di Osnabrück terdiri dari 50 peserta. Profesor Studi Islam Bülent Ucar mengatakan, para peserta angkatan pertama antara lain berlatar belakang Turki, Arab, dan Bosnia – dan ini mewakili keragaman Islam di Jerman. Sementara itu 20% mahasiswanya adalah perempuan.

Kesempatan unik

Bülent Ucar mengatakan, beberapa komunitas Muslim di Jerman yang lahir dan besar di negeri ini tidak bisa lagi mengerti para imam yang tidak bisa berbahasa Jerman.

Kesenjangan komunikasi ini dapat menyebabkan anggota komunitas yang lebih muda dengan cepat terbujuk konten-konten daring para ekstremis.

“Di sini kami memiliki kesempatan unik untuk melayani kebutuhan praktis di masjid-masjid,” kata Aiman Mazyek, Ketua Dewan Pusat Muslim di Jerman, sebagaimana dilansir dari DW (15/6).

Tantangan berikutnya adalah, lanjut dia, memenangkan hati dan memperoleh penerimaan dari komunitas Muslim bagi para imam yang dididik di Jerman.

“Saya pikir ini adalah titik balik bagi sejarah Muslim di Jerman,” kata Ender Cetin. Pengalamannya sendiri menunjukkan bahwa semakin banyak anak muda yang lebih suka berbicara tentang agama mereka dalam bahasa Jerman.

PH/IslamIndonesia/Sumber: Deutsche Welle (DW)/Foto utama: Tessa Walter/DW

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *