Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 13 March 2021

Jerman akan Dirikan Gedung Ibadah Bersama Kristen, Muslim, dan Yahudi di Bekas Gereja yang Runtuh, Sebuah Era Baru Keharmonisan


islamindonesia.id – Jerman akan Dirikan Gedung Ibadah Bersama Kristen, Muslim, dan Yahudi di Bekas Gereja yang Runtuh, Sebuah Era Baru Keharmonisan

Di situs sebuah gereja yang dirobohkan pada masa komunis Jerman Timur berkuasa, sebuah tempat ibadah baru di Berlin, Jerman, akan dibangun. Namun bukan hanya untuk umat Kristen saja, tempat ini akan menjadi tempat ibadah bagi umat Kristen, Muslim, dan Yahudi.

Ketiga umat itu nantinya dapat beribadah di bawah satu atap gedung, oleh karenanya tempat itu oleh orang-orang dijuluki sebagai “churmosquagogue” (singkatan dari church [gereja], mosque [masjid], dan sinagogue [sinagog]).

Seremoni peletakan batu fondasi pertama House of One (nama resmi tempat tersebut, dapat diartikan sebagai Rumah Kebersatuan) di Berlin telah dilaksanakan pada 27 Mei, menandai akhir dari 10 tahun perencanaan dan awal dari sekitar empat tahun masa pembangunan, dan melambangkan usaha baru dalam kerjasama dan dialog antar agama.

Bangunan senilai GBP 47 juta (hampir sekitar IDR 1 triliun) tersebut dirancang oleh arsitek asal Jerman, Kuehn Malvezzi. Nantinya tempat tersebut akan menyediakan  gereja, masjid, dan sinagog yang terhubung ke ruang pertemuan pusat.

Rancangan desain House of One. Foto: Kuehn Malvezzi

Orang-orang dari agama dan denominasi lain, dan bahkan mereka yang tidak beragama, nantinya dapat turut berpartisipasi ke dalam acara dan diskusi yang diselenggarakan di aula besar.

“Idenya sangat sederhana,” kata Roland Stolte, seorang teolog Kristen yang membantu memulai proyek tersebut. “Kami ingin membangun rumah ibadah dan pembelajaran, di mana ketiga agama ini dapat hidup berdampingan dengan tetap mempertahankan identitasnya masing-masing.”

Adalah Andreas Nachama, seorang rabi yang mewujudkan visi ini untuk menjadi kenyataan, dia bekerjasama untuk mewujudkannya bersama seorang pendeta dan imam. Dia berkata, “Ada banyak cara yang berbeda menuju Tuhan, dan masing-masing adalah cara yang baik.”

Di House of One, Kristen, Muslim, dan Yahudi akan beribadah secara terpisah, tetapi akan saling mengunjungi untuk hari raya keagamaan, peringatan, dan perayaan.

“Ini lebih dari sekadar simbol. Ini adalah awal dari era baru di mana kami menunjukkan bahwa tidak ada kebencian di antara kami,” tambahnya.

House of One akan dibangun di situs gereja St Peter di Petriplatz, yang rusak pada perang dunia kedua dan dihancurkan pada tahun 1964 oleh otoritas German Democratic Republic (Jerman Timur).

Ketika fondasi gereja lama telah ditemukan kembali setelah lebih dari satu dekade yang lalu, tempat itu dipertimbangkan untuk menjadi tugu peringatan atau gereja baru.

“Tapi kami ingin menciptakan jenis bangunan suci baru yang mencerminkan Berlin hari ini,” kata Stolte. “Pemrakarsa bertindak sebagai placeholder (penyedia). Ini bukan perkumpulan untuk agama-agama monoteistik – kami ingin orang lainnya juga bergabung dengan kami.”

Pemerintah federal dan negara bagian Berlin telah menyumbangkan GBP 30 juta (hampir senilai IDR 700 milyar) untuk biaya proyek, dengan GBP 9 juta (sekitar IDR 180 milyar) lainnya berasal dari donasi dan penggalangan dana.

Upaya baru untuk mendatangkan kontribusi dana, akan diluncurkan pada bulan Desember, diharapkan dapat mengisi kesenjangan yang hampir mencapai GBP 8 juta (sekitar IDR 160 milyar).

Proyek ini secara umum telah didukung oleh komunitas-komunitas agama dan juga masyarakat, kata Stolte. Meski demikian, “Pada beberapa tahun pertama (proyek ini diluncurkan) ada beberapa kekhawatiran bahwa kami mencampuradukkan agama atau mencoba menciptakan agama baru,” tambahnya.

Pegikutsertaan dalam perencanaan orang-orang yang tidak beragama merupakan aspek yang sangat penting dari proyek House of One, katanya. “Berlin Timur adalah tempat yang sangat sekuler. Lembaga keagamaan harus menemukan bahasa dan cara baru agar relevan, dan menciptakan koneksi.”

PH/IslamIndonesia/Foto utama: Getty dan AP/Sumber: The Guardians

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *