Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 22 August 2019

Janji Rasulullah kepada Umat Nasrani Hingga Akhir Zaman


islamindonesia.id-Janji Rasulullah kepada Umat Nasrani Hingga Akhir Zaman

Interaksi Rasulullah saw dengan umat agama lain banyak diabadikan dalam kitab-kitab sejarah. Salah satunya dengan rombongan Nasrani dari Najran, wilayah perbatasan Yaman dan Saudi.

Suatu ketika, mereka berdiskusi dengan Rasulullah tentang ketuhanan. Namun ketika sampai pada sifat-sifat ketuhanan, kedua pihak belum menemukan titik temu hingga akhir diskusi.

Meski demikian, kisah mufasir Quraish Shihab,  Nabi Muhammad tidak membatalkan niatnya memberikan jaminan kepada mereka. Jaminan termuat dalam hitam di atas putih yang kemudian dokumen itu dikenal dengan ‘Perjanjian Najran’.

“Pesan (dalam surat) ini berlaku untuk rombongan dan semua orang Nasrani sampai akhir zaman,” kata mufasir jebolan Al-Azhar Mesir itu ketika memberikan kajian di Narasi TV, 25 Mei.  

Berikut petikan naskah Perjanjian Najran:

Buat para penganut agama Nasrani, bila mereka memerlukan sesuatu untuk perbaikan tempat ibadah mereka, atau suatu kepentingan mereka dan agama mereka, jika mereka membutuhkan bantuan kaum muslimin, maka hendaklah mereka dibantu dan bantuan itu bukanlah utang yang dibebankan kepada mereka tetapi dukungan kepada mereka dan anugrah dari Allah dan Rasul-Nya buat mereka.

Tidak boleh seorang Nasrani dipaksa untuk memeluk agama Islam. Mereka hendaknya diberikan perlindungan berupa kasih sayang, mencegah segala hal buruk yang dapat menimpa mereka kapan pun dan di mana pun.

Pesan Rasulullah itu menembus zaman. Hingga pada suatu ketika, misalnya, seorang penguasa muslim memperluas masjid di wilayahnya. Karena di samping masjid berdiri gereja, penguasa setempat mengambil sebagian tanah tempat ibadah Nasrani itu.

Ketika tiba masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, umat Nasrani menyampaikan keberatan. Sang Khalifah pun memerintahkan agar tanah Nasrani yang diambil untuk perluasan masjid itu dikembalikan.

“Ini terjadi 1500 tahun lalu,” kata Quraish Shihab. “Jadi hubungan (Islam dan Nasrani) itu akrab.”

Kata penulis Tafsir Al Misbah ini, Perjanjian Najran hanyalah satu kisah. Masih banyak catatan sejarah lainnya terkait hubungan Islam dan agama lain yang sarat hikmah.

Contohnya saja, ketika umat Islam tertindas, mereka meminta perlindungan ke Habasya. Hijrah-lah mereka ke sana dan dilindungi oleh penguasa Habasya yang saat itu beragama Kristen. “Jadi semua agama, sejatinya, mengajarkan persaudaraan dan kemanusiaan,” katanya. Seperti pernyataan populer Sayidina Ali: Jika Anda bertemu seseorang, maka kalau ia bukan saudaramu seagama, maka ia adalah saudaramu se-kemanusiaan. []

YS/islamindonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *