JAII Rekomendasikan Capres yang Menghormati Kebhinekaan
Selain adil dan tidak diksriminatif, ia pun harus apreasiatif terhadap keanekaragaman.
SALAH satu syarat yang harus dimiliki seorang presiden Indonesia mendatang ialah ia harus mampu merawat kebhinekaan dan dekat dengan rakyat. Demikian kesepakatan sejumlah tokoh agama dan jaringan antariman Indonesia dalam siaran pers mereka terkait Konfrensi Nasional VI Jaringan Antariman Indonesia (JAII) di Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin (19/5).
Tokoh lintas agama dari Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pendeta Andreas A. Yewangoe bahkan lebih jauh menyatakan dalam waktu dekat pihaknya akan mengeluarkan Surat Gembala kepada umatnya untuk mengeluarkan sejumlah rekomendasi kepada calon presiden yang akan memimpin lima tahun mendatang.
“Kami bukan merekomendasikan calon A atau calon B, namun kami akan menyarankan kepada umat, agar memilih calon presiden yang peduli terhadap persoalan mendasar di negara ini,” ujarnya seperti dikutip oleh kbr68H.com.
Hampir senada dengan Pendeta Yewangoe, Ayal yang merupakan perwakilan dari agama Kaharingan juga meminta kepada calon presiden untuk tidak membedakan suku, ras, dan agama di bumi ini. “Siapa pun presidennya, harus berkeadilan, sebab kita diciptakan sama di atas bangsa ini,” katanya.
Pernyataan kedua tokoh lintas agama dan keyakinan itu ditegaskan oleh salah satu tokoh agama di Papua, Pendeta Herman Saud. Ia berharap, calon presiden yang akan memimpin nantinya dapat memberikan dialog yang utuh kepada masyarakat Papua, walaupun dialog adalah hal yang sulit.
“Jika sesuatu yang sulit itu hanya didiamkan, maka tidak mungkin akan tercapai targetnya. Namun jika kesulitan itu bisa dibicarakan dan dipecahkan, maka dialog itu akan terbuka bagi semua pihak dan ini akan menjadi lebih baik,” ujarnya.
Sumber: kbr68H.com
Leave a Reply