Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 14 October 2014

ISIS Perlakukan Perempuan Yazidi sebagai Budak


Perempuan Yazidi

Kelompok Takfiri Islamic State in Iraq and Syiria (ISIS) mengklaim  bahwa perempuan dan anak-anak Yazidi yang mereka tangkap dan ‘hadiahkan’ pada kombatan adalah ‘rampasan perang’.

ISIS — yang sudah begitu tenar karena sering menyebar video kekajaman termasuk pemenggalan, penyaliban dan pembunuhan  secara online —  dalam majalah perdananya, Dabiq, terbitan hari Minggu (12/10) memuat pengakuan bahwa mereka menangkap dan menjual wanita Yazidi sebagai budak.

Dalam artikel berjudul ‘The revival of slavery before the hour ‘ ISIS mengklaim ingin mengembalikan masalah perbudakan ke bentuk awalnya seperti di zaman Islam. Karena itu, Negara Islam (IS) yang mereka deklarasikan 29 Juni lalu berupaya memulihkan aspek syariah dengan memperbudak mereka yang punya keyakinan agama menyimpang.

“Lepas penangkapan, sesuai syariah, wanita dan anak-anak Yazidi dibagi di antara para pejuang Negara Islam yang berpartisipasi dalam operasi Sinjar,” ungkap artikel itu seperti dikutip situs al-Manar. “Ini mungkin perbudakan besar-besaran keluarga musyrik yang terjadi sejak ditinggalkannya hukum syariah ini.”
Artikel itu melanjutkan, perbudakan keluarga musyrik yang terjadi di belahan dunia lain oleh mujahidin adalah perbudakan wanita dan anak-anak Kristen di Filipina dan Nigeria.

Menurut majalah Dabiq, kaum Yazidi tak punya pilihan membayar jizyah (semacam pajak) seperti yang bisa ditawarkan pada para penganut agama samawi; Kristen atau Yahudi.
Kepercayaan Yazidi merupakan campuran unik keyakinan dari beberapa  agama, termasuk menyembah malaikat yang disebut sebagai Malaikat Merak (Peacock Angel).

(Nisa/al-Manar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *