Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 17 April 2014

Intoleransi Terhadap Kelompok Minoritas Makin Meningkat


indonesiahariinidalamkatakata.8m.net

Di Prancis, fobia terhadap Islam sangat luar biasa. Pria berjenggot saja dianggap teroris dan mengancam keamanan.

 

Director of European Network Against Racism (ENAR), Michael Privot mengatakan, berdasarkan data 2012 lalu hingga kini, diskriminasi, intoleransi, dan rasisme terhadap kelompok minoritas, semakin mengalami peningkatan dan menyebar di hampir seluruh negara Eropa. Ini terjadi bukan hanya pada masalah agama, tapi juga gender.

Menurutnya, komunitas negara-negara Eropa belum mengakui kelompok minoritas. Bahkan, mereka tak bisa mendefinisikan arti minoritas itu sendiri.

“Banyak kaum minoritas terbentuk karena adanya perbatasan atau perubahan wilayah. Ada juga minoritas terbentuk karena migrasi para pekerja,” kata Michael dalam Seminar Fundamental Rights in the European Union: Lesson Learned for Indonesia di kantor PBNU, Jakarta, seperti dikutip dari Tempo, Kamis (17/04).

Sayangnya, lanjut Privot, kelompok minortas tidak tahu hak-haknya. Hampir 80 persen masyarakat minoritas dunia tidak sadar bahwa mereka memiliki hak untuk dilindungi dan bisa berlindung di bawah payung hukum hak asasi. Sehingga, menyebabkan semakin berperannya kelompok konservatif yang menyudutkan warga minoritas.

“Ini berarti ke depannya kelompok konservatif melihat kelompok yang berbeda sebagai ancaman dan hanya sebagai obyek olokan,” katanya.

“Kalau melamar kerja di perusahaan Eropa, nama yang terdengar asing berakibat peluang untuk dipanggil pada tahap wawancara hanya sepertiga,” ujarnya mencontohkan adanya kesenjangan gaji antar pria dan wanita yang mencapai 12 %.

Senada dengan Privot, Marwan Muhammad dari Collective Against Islamophobia in France, ikut membenarkan. Tapi, menurutnya kasus rasisme dan diskriminasi paling sering terjadi di Prancis, terutama terhadap kelompok muslim.

“Di Prancis, fobia terhadap Islam sangat luar biasa. Pria berjenggot saja dianggap teroris dan mengancam keamanan,” kata dia.

Sepanjang 2013, Collective Against Islamophobia in France mencatat lebih dari 700 kasus-kasus diskriminasi dan intoleransi terhadap kelompok muslim.

Karenanya, Marwan menilai perlu ada langkah-langkah perlindungan nyata terhadap kelompok minoritas dari pemerintah di negara yang masih rasisme. Seperti perlindungan payung hukum, pendekatan artistik, hingga pendekatan sosial.

 

Sumber: Tempo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *