Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 05 November 2020

Inilah Tiga Orang Pemuda Muslim yang Menyelamatkan Warga dari Serangan Teroris di Wina


islamindonesia.id – Inilah Tiga Orang Pemuda Muslim yang Menyelamatkan Warga dari Serangan Teroris di Wina

Pada Senin malam (2/11), Osama Abu El-Hosna yang berusia 23 tahun dan rekannya meninggalkan Schwedenplatz, alun-alun pusat Wina, dan menuju McDonald’s, tempat mereka bekerja.

Pada malam lockdown yang kedua, tidak biasanya ibukota Austria itu ramai, dan juga padat. Orang-orang bertemu di bar dan restoran sebelum aturan jarak sosial diberlakukan. Tiba-tiba terdengar suara tembakan.

“Teroris itu berjarak 20 meter dari saya,” kata Hosna melalui panggilan video dengan wajah tampak kesal, sebagaimana dilaporkan oleh Al Jazeera.

Ketika dua polisi datang membantunya, penyerang menembaki mereka dan membuat salah seorang polisi tertembak.

Hosna, yang berlatar belakang orang Palestina, dan rekannya merunduk di balik pohon, lalu berlindung di balik bangku beton.

“Kami menarik petugas yang terluka itu ke samping. Saya segera mencari lukanya dan mencoba menghentikan pendarahannya dengan tangan saya. Itu tidak membantu. Jadi, saya melepas sweter saya dan mencoba menghentikan pendarahan dengan itu. Setelah 15 menit ambulan datang.

“Pembunuh itu masih di dekat sini. Saya pergi ke ambulan, tetapi mereka semua sedang dalam kondisi shock, mereka tidak mampu bergerak. Saya kembali ke polisi. Saya sendiri shock dan tidak ingat siapa yang berdiri di samping saya. Tapi tiba-tiba dua pemuda datang dan membantu menyelamatkan yang terluka.”

Kedua pemuda itu adalah Mikail Özen, 25, dan Recep Gültekin, 21, dua petarung seni bela diri campuran (MMA) Wina yang berlatar belakang keluarga Turki.

Setelah membantu seorang wanita tua, mereka membantu polisi yang terluka itu.

Sebuah video ponsel yang direkam dari balkon menunjukkan dua orang pemuda itu berlari di belakang pintu masuk kereta bawah tanah saat tembakan sedang berlangsung.

“Saya akan melakukan hal yang sama (jika terjadi) lagi hari ini,” kata Özen melalui telepon kepada Al Jazeera pada Selasa (3/11). Dia baru saja pulang dari pertemuan dengan walikota Wina, yang berterima kasih kepada kedua pemuda tersebut atas keberanian mereka.

Empat orang tewas dan beberapa lainnya cedera dalam serangan itu, yang dilakukan oleh Kujtim Fejzulai, seorang pemuda berusia 20 tahun yang memiliki dua kewarganegaraan, yaitu Makedonia dan Austria.

Sebelumnya pada April tahun lalu dia telah divonis bersalah dan dipenjarakan karena berusaha berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Namun pada bulan Desember, dia dibebaskan lebih awal.

Özen awalnya tidak mau mengomentari perbuatan heroiknya. Tetapi setelah video dari balkon yang merekam mereka menjadi viral, dia dan Gültekin dituduh oleh beberapa orang di media sosial terlibat dalam serangan itu.

Pada malam penyerangan, pembicaraan tentang lokasi kejadian dan beberapa penyerang menjadi ramai, padahal waktu itu segala sesuatunya masih belum jelas.

“Tiba-tiba, media sosial melaporkan bahwa teroris Turki juga terlibat,” kata Özen.

Untuk meluruskan, dia dan Gültekin mengirim pernyataan video di akun Instagram mereka, dengan judul: “Menyelamatkan seorang wanita dan seorang polisi.”

“Kami Muslim asal Turki mengutuk segala jenis teror. Kami tinggal di Austria; kami adalah warga negara Austria. Kami tidak tertarik dengan politik lain di luar negeri. Kami telah melakukan apa yang diperlukan. Kami senang bisa menyelamatkan petugas polisi itu dan dia masih hidup,” kata Özen.

Tapi selang dua hari setelah serangan itu, mereka kembali dikritik.

Setelah negara Turki memuji mereka, tangkapan layar foto dan pernyataan lama dari akun Facebook dan Instagram mereka dibagikan di media sosial, yang menunjukkan bahwa keduanya dekat dengan organisasi ultranasionalis Turki, Grey Wolves (Serigala Abu).

Tuduhan itu salah, kata Muhammed Yüksek, yang membantu menjelaskan latar belakang kedua pemuda itu atas permintaan media.

“Mereka tidak pernah bergabung dengan ‘Grey Wolves’ atau aktif dalam organisasi politik mana pun,” kata Yüksek.

Sementara salah satu gambar dari tahun 2016 menunjukkan salah satu dari mereka melakukan apa yang disebut salam serigala dengan tangan mereka, Yüksek mengatakan bahwa di klub MMA, mereka tergabung dalam tim yang bernama “wolf team”, dan karena itulah mereka membuat salam tersebut.

“Mereka menyesali posting-an mereka di masa lalu. Tapi tidak bisa diterima untuk menjatuhkan anak-anak muda yang sangat berani ini.”

PH/IslamIndonesia/Foto utama: (ki-ka) Mikail Özen, Osama Hosna, dan Recep Gültekin. Kredit: Osama Joda/Sumber artikel: Al Jazeera

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *