Hormati Muslim, Atlet Rusia Kenakan Kerudung pada Pertandingan di Iran
islamindonesia.id – Hormati Muslim, Atlet Rusia Kenakan Kerudung pada Pertandingan di Iran
Untuk kesekian kalinya, tim nasional futsal perempuan Rusia tampil dengan mengenakan kerudung dalam pertandingan persahabatan melawan tim Iran yang diadakan di Tehran. Seperti pertandingan-pertandingan sebelumnya di Iran, atlet-atlet Rusia mengaku tidak keberatan untuk memakai kerudung sebagai penghormatan terhadap tradisi dan nilai-nilai yang dianut masyarakat di negara itu.
“Tim Rusia secara berkala mengikuti pertandingan di Iran, begitu pula sebaliknya. Ketika Rusia bertanding di Iran, tim Rusia akan mengenakan pakaian yang tertutup dan berkerudung,” kata Direktur Eksekutif Klub Futsal “Dina” Aleksander Kochetkov, seperti yang dikutip rbth.com
Selama pertandingan, kedua tim sempat bermain imbang 3-3 pada babak pertama. Namun, Rusia akhirnya keluar sebagai juara setelah berhasil menjebol pertahanan Iran dengan dua gol pada babak kedua. Dengan demikian, Rusia menang 5-3 atas Iran. Asosisasi Futsal Rusia, melalui halaman Facebook-nya, telah mempublikasikan foto-foto pertandingan yang digelar pada 18 – 19 Oktober di Teheran – Iran dan kemenangan tim Rusia.
Meski demikian, tidak semua atlet mau bertanding dengan mengenakan kerudung. Pemain catur asal Amerika Nazí Paikidze awalnya menolak mengikuti kejuaraan catur dunia di Iran atas dasar pelanggaran hak-hak perempuan. Paikidze merupakan satu-satunya peserta turnamen yang menolak untuk difoto mengenakan kerudung.
“Saya tidak dapat mengikuti kejuaraan dunia di negara yang di sana kaum perempuan tidak memiliki hak-hak dasar dan dianggap sebagai masyarakat kelas dua. Banyak yang mengatakan bahwa saya tidak tahu apa-apa soal Iran, tetapi banyak pula rakyat Iran yang justru berterima kasih kepada saya dan mendukung keputusan saya,” tulis sang atlet berdarah Georgia ini pada halaman Instagram-nya.
Atlet Amerika ini pun mengirimkan petisi kepada Federasi Catur Internasional (FIDE) untuk mengubah lokasi diadakannya turnamen dengan mengutip salah satu prinsip dari “penolakan terhadap diskriminasi berdasarkan karakteristik nasional, politik, ras, sosial, dan seksual”.
Menanggapi petisi tersebut, Federasi Catur Internasional dengan tegas menyatakan bahwa “Iran merupakan satu-satunya negara yang siap menjadi tuan rumah turnamen dan semuanya diharapkan menghormati hukum negara, termasuk dalam aturan berpakaian.” []
YS / islam indonesia / sumber: indonesia.rbth.com
Leave a Reply