Hindari Konflik di Daerah Akibat Demo 4 November, Pemuka Kristen Desak Pemerintah Proses Hukum Ahok
islamindonesia.id – Hindari Konflik di Daerah Akibat Demo 4 November, Pemuka Kristen Desak Pemerintah Proses Hukum Ahok
Sejumlah pemuka agama Kristen yang tergabung dalam Badan Musyawarah Antar Gereja Lembaga Keagamaan Kristen (BAMAG LKK) Indonesia mengingatkan pemerintah agar benar-benar serius menangani kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Ketua Umum BAMAG LKK Indonesia, Agus Susanto, mengatakan, hendaknya pemerintah tidak hanya melihat persoalan Ahok sebatas dimensi politik, akan tetapi lebih jauh dari itu, kasus ini memunculkan efek domino negatif di berbagai daerah.
Kata Agus, pemerintah mesti lebih peka mencermati keadaan di sejumlah daerah. Bahwa kasus itu dalam beberapa bulan terakhir, telah menimbulkan riak dan benih-benih konflik yang tak boleh dianggap sepele.
Karena itulah, Agus meminta penyelesaian kasus ini melalui jalur hukum yang tepat, sehingga hukumlah nanti yang menjadi ukuran keadilan.
“Mari kita kedepankan hukum sebagai panglima,” kata Agus usai berkunjung ke kediaman mantan Wakil Presiden RI, Tri Sutrisno di Jakarta, Selasa (1/11/2016).
Apalagi, tambah Agus, dalam pernyataan sikap yang dikeluarkan pada 21 Oktober, BAMAG LKK sudah menegaskan, penyerangan dan penistaan agama itu, bukan bagian dari ajaran Kristen. Karena itu, sekali lagi, ia mendorong penegak hukum memproses siapapun pasangan calon yang maju di Pilkada dan diduga melakukan tindak pidana, khususnya terkait SARA.
Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, imbuh Agus, pihaknya melakukan berbagai upaya seperti pendekatan kepada para tokoh daerah dan pemuka agama, menggelar diskusi, dan mensosialisasikan pernyataan sikap organisasinya terkait kasus Ahok. Karena jika itu tidak dilakukan, bukan tidak mungkin warga Muslim akan menganggap mereka mendukung apa yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta itu.
EH / Islam Indonesia
AKU TEMAN AHOK. TETAP AHOK. AKU KRISTIANI (AGAMA DAN RAS SAMA DENGAN AHOK). MASIH MELAYANI – SELAMA LEBIH DARI SETENGAH ABAD – ORANG SAKIT DAN YANG PENDERITA DALAM DAN DI LUAR NEGERI, DARI BERBAGAI RAS DAN AGAMA, PLURALIS KONSISTEN SAMA DENGAN AHOK.
AHOK PENISTA AGAMA ISLAM? SAYA YAKIN TIDAK!!
TANGGAL 24 OKTOBER ATAS INISIATIF SENDIRI, IA KUNJUNGI BARESKRIM MENJELASKAN MASALAH YANG MENYANGKUT DIRINYA. SEKALIPUN SAAT ITU IA BELUM TERIMA PANGGILAN. TANGGAL 7 NOVEMBER,NANTI IA PASTIKAN AKAN KEMBALI KE BARESKRIM SEKALIPUN SURAT PANGGILAN BELUM KE LUAR. ITULAH SIKAP AHOK YANG BERANI KARENA BERSIH.DAN BERSIFAT PROAKTIF YANG TIDAK SUDI MENYIA-NYIAKAN WAKTU.
AHOK MENGHAYATI TAPI TAK PENGANUT AGAMA ISLAM. IA SUKA ORANG ISLAM. TANYA SAJA PEMPROV DKI MENGENAI BESARNYA SUMBANGAN-SUMBANGANNYA UNTUK KAUM ISLAM. ORANG SEPERTI AHOK TAK SUKA CERITA JASA-JASANYA. IA PANCASILAIS TULEN, MENDAMBAKAN JAKARTA MAJU, JAKARTA BARU..
LAIN HALNYA DENGAN LAWAN AHOK YAKNI: HABIEB RIZIEQ DAN ISIS. KONON, MEREKA BERHASIL MENGUMPULKAN 500 000 ORANG UNTUK DATANG KE JAKARTA (TANGGAL 4/11) DALAM DEMO ANTI AHOK YANG (NOTA BENE) BARU DIDUGA PENISTA AGAMA. ADALAH LEBIH AMAN DAN TEPAT AGAR RIZIEQLAH YANG DIPERIKSA SESEGERA MUNGKIN. SEBAGAI PENGGELAR DEMO YANG ANARKHIS, KOLABORATOR/SAHABAT ALIRAN TERORIS ISIS, PELECEH DAN PENGHINA PANCASILA, INTOLERAN, SARA DAN TERKAIT MASALAH PEMISAHAN ACEH DARI NKRI!!!
KITA HORMATI SIKAP BAMAG LKK YG SETUJU PENEGAKAN HUKUM PENISTA AGAMA. SANGAT BERBAHAYA BAGI BANGSA DAN NEGARA BILA ADA PEMBIARAN PENEGAKAN HUKUM TERHADAP SIAPA PUN PENISTA AGAMA.
AGAMA DI INDONESIA SEBAGIAN BESAR MENJADI GENIUS LOCALYG MENJADI MODAL FUNDAMENTAL INTEGRASI SOSIAL.
KITA HORMATI SIKAP BAMAG LKK YG SETUJU PENEGAKAN HUKUM BAGI PENISTA AGAMA. SANGAT BERBAHAYA BAGI BANGSA DAN NEGARA BILA ADA PEMBIARAN PENEGAKAN HUKUM TERHADAP SIAPA PUN PENISTA AGAMA.
KEBAIKAN, KEDERMAWANAN DAN BAHKAN KEMULIAAN SESEORANG / SEKELOMPOK ORANG, TIDAK BOLEH DIJADIKAN ALASAN PEMBIARAN PROSES HUKUM MANAKALA MELAKUKAN PENISTAAN AGAMA APAPUN.
AGAMA DI INDONESIA SEBAGIAN BESAR MENJADI GENIUS LOCALYG MENJADI MODAL FUNDAMENTAL INTEGRASI SOSIAL.