Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 26 June 2016

HIKMAH – Cendekiawan Inggris: Al-Qur’an Memiliki Simfoni yang Tiada Tara


IslamIndonesia.id – Cendekiawan Inggris: Al-Qur’an Memiliki Simfoni yang Tiada Tara

 

Satu-satunya bulan yang disebutkan di dalam Al-Qur’an ialah bulan Ramadhan. Dan di bulan ini pula, Al-Qur’an diturunkan kepada sang pembawa risalah, Muhammad Saw. Tidak hanya itu, seluruh kitab samawi – sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang dikutip dalam Tafsir Al Burhan – diturunkan pada bulan suci ini. Oleh sebab itu, salah satu sisi keberkahan kitab suci ini diturunkan pada bulan yang disebut sebagai bulan Allah yang terbaik.

“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.” (QS. Al- Dukhan: 33)

Tidak hanya dari sisi waktu diturunkannya, keberkahan Al-Qur’an juga tampak dari sisi Yang Menurunkannya (QS. Al-Fur’qan: 1), tempat diturunkannya (Makkah yang diberkahi) dan tentunya seluruh kandungannya (QS. Shad: 29). Keempat sisi ini memiliki nilai keberkahan yang agung.  Sedemikian sehingga, memandangnya, membacanya, menghafalnya, mendalaminya  dan mengambil pelajaran darinya memberi kemuliaan bagi manusia.

Dalam kitab Tafsir An-Nur disebutkan, sisi-sisi keistimewaan Al-Qur’an bisa direnungkan salah satunya pada Surah Yunus, ayat ke-38. Di antaranya yaitu, bersifat universal. Seluruh manusia di dunia dengan segala tingkatannya dapat mengambil manfaat dari Al-Qur’an. Artinya, kitab suci ini bukan hanya khusus untuk golongan manusia tertentu saja.

“Jika membaca suatu artikel, Anda boleh jadi menilainya sangat dangkal sehingga tidak sesuai dengan selera pemikir dan ilmuwan. Boleh jadi juga sebaliknya, sehingga ia tidak dapat dikonsumsi oleh orang kebanyakan,” kata pakar Tafsir Al-Qur’an Indonesia, Prof. Quraish Shihab.

Jebolan Al Azhar Mesir ini melanjutkan, “Al-Qur’an tidak demikian. Bisa jadi seorang awam akan merasa puasa dan memahami ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan terbatasannya, tetapi ayat yang sama dapat dipahami dengan luas oleh para filsuf dalam pengertian baru yang tidak terjangkau oleh kebanyakan orang.”

Kedua, kalimat-kalimatnya begitu indah dan berpengaruh. Meski dibaca ribuan kali, Al-Qur’an tidak pernah usang dan pasti ada sesuatu yang baru akan diperoleh. Tidak terkecuali, keindahan nada kalimat-kalimatnya. Keistimewaan nadanya bisa diperhatikan jika dibandingkan dengan bunyi percakapan orang-orang Arab bahkan bunyi hadis sekalipun.

“Al-Qur’an mempunyai simfoni yang tidak ada taranya dimana setiap nada-nadanya bisa menggerakkan manusia menangis dan bersukacita,” kata cendekiawan Inggris, Marmaduke Pickhall sebagaimana dikutip dalam buku ‘Mukjizat Al-Qur’an’ (Mizan, 2013)

Ketiga, meskipun kata-katanya singkat tapi mengandung pengetahuan sangat tinggi. Al-Qur’an, kata Quraish Shihab, memiliki keistimewaan bahwa kata dan kalimat-kalimatnya yang singkat dapat menampung sekian banyak makna.

“Ia (Al-Qur’an) bagaikan berlian yang memancarkan cahaya dari setiap sisinya,” katanya

Berikut keistimewaan Al-Qur’an lainnya yang terkandung dalam Surah Yunus, ayat ke-38:

1. Lengkapnya Al-Qur’an. Mulai dari argumentasi hingga perumpamaan, dari urusan dunia hingga urusan akhirat. Juga mencakup urusan rumah tangga, hukum, politik, militer, akhlak, sejarah dan sebagainya.

2. Bersumber dari kenyataan. Kandungan kitab ini bukan berdasarkan dugaan, bahkan kisah-kisah yang dimuat di dalamnya berasal dari kenyataan.

3. Bersifat abadi. Semakin jauh perjalanan usia manusia semakin banyak terungkap  rahasia-rahasia Al-Qur’an melalui perkembangan ilmu pengetahuan.

4. Semakin tumbuh berkembang. Ibarat karang di laut yang semakin kokoh jika diterpa ombak, Al-Qur’an semakin berkembang meskipun semakin banyak serangan dari yang memusuhinya.

5. Di samping kitab nasihat, Al-Qur’an juga merupakan kitab hukum dan aturan.

6. Al-Qur’an disampaikan oleh manusia yang tidak pernah sekolah bahkan sebagian riwayat mengakatan tidak bisa membaca dan menulis.

7. Terjaga dari penyelewengan. Tidak ada sedikit pun penambahan dan pengurangan padanya.

8. Penyembuh dan rahmat. Yang memberi obat pada Al-Qur’an ini merupakan Zat yang mengenal dan mencintai hamba-hamba-Nya, karena itu, resep yang diberikan-Nya adalah resep yang abadi dan tak tertandingi.

Sejarah membuktikan bahwa musuh telah melancarkan banyak serangan terhadap Islam, khususnya Al-Qur’an. Namun sampai sekarang, sebagaimana juga tantangan Al-Qur’an, mereka tidak mampu membuat satu surah pun yang serupa dengan Al-Qur’an. Apakah ini bukan mukjizat namanya?

“Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qur’an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lainnya,” QS. Al-Isra: 88. []

 

YS/MQ/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *