Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 18 July 2019

HIKMAH – Al Ghaib


Islamindonesia.id– HIKMAH – Al Ghaib

Oleh: Abdillah Toha; pemerhati sosial, politik dan keagamaan

Di antara keangkuhan manusia, ada kecenderungan manusia merasa telah mengetahui segalanya. Padahal dalam Alquran Allah telah menyatakan bahwa ilmu manusia hanya setetes air dari samudera ilmu Allah.

Jangankan yang jauh di angkasa, yang dekat kita pun sebagian besar tidak tertangkap oleh indera kita. Virus dan bakteri atau objek yang jauh dari mata atau suara dibawah dan diatas frekuensi tertentu atau bau tertentu tak tertangkap. Manusia kemudian menciptakan alat alat teknologi canggih seperti mikroskop, teropong, alat pendengar dsb guna melipat gandakan daya tangkapnya. 

Itu pun belum bisa mencakup dan menggapai semuanya. Bahkan yang tertangkap adalah bagian sangat kecil dari yang wujud, sehingga manusia dibikin takjub setiap waktu atas hal baru yang belum pernah diketahui sebelumnya. Belum lagi obyek non materi seperti energi, cahaya, angin, dan yang sering disebut sebagai makhluk halus seperti jin. Semuanya terasa tapi tak tampak wujudnya.

Al Ghaib biasa diartikan sebagai yang gaib. Gaib juga berarti  tidak ada padahal ada tetapi tak tertangkap. Yang tersembunyi, yang tak terlihat, yang tak hadir. Ghaib dalam bahasa Arab juga berarti masa depan. Ini pun diluar kemampuan manusia. Kita hanya bisa menerka tapi tidak tahu persis apa yang akan terjadi pada diri kita besok atau minggu depan.

Tentang masa depan ini ada ayat Quran yang berbunyi: “(katakanlah wahai Muhammad) andai kata aku mengetahui yang ghaib (masa depan), tentulah aku membuat alkhair sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemadharatan”. (QS 7:188) Alkhair dalam ayat itu bisa berarti kebajikan dan bisa juga berarti harta kekayaan.

Allah berkali kali mengatakan bahwa tiada yang mengetahui yang ghaib selain Dia (QS 2:33, 6:59) Ghaib disebut tidak kurang dari 60 kali dalam Alquran. Dalam diri manusia pun banyak hal yang tak kita ketahui  namun Allah mengetahui apa yang tampak maupun tak tertampak pada manusia. Allah memberi sebagian pengetahuan tentang ghaib hanya kepada nabi, rasul, dan orang orang tertentu yang dipilihNya.

Salah satu syarat agar bisa disebut sebagai orang beriman adalah percaya kepada yang ghaib (QS 2:3-4). Percaya kepada malaikat, hari akhir, para nabi, dan tentunya Allah. Allah adalah yang tergaib dari yang paling ghaib. Tidak ada manusia dan makhluk apa pun yang mengenal sepenuhnya dan mampu menggambarkan Allah kecuali Allah sendiri.

Dalam kehidupan sehari hari yang kasat mata ini pun tidak semua peristiwa dapat dijelaskan. Kapan dan dimana gempa akan terjadi bulan depan. Bagaimana menjelaskan fenomena sihir. Tidur dan mimpi sampai sekarang masih merupakan misteri bagi ilmu pengetahuan. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan kesadaran (consciousness). Berapa luas jagad raya ini dan apakah kita satu satunya makhluk cerdas di jagad ini. Bagaimana menjelaskan fenomena kebetulan (coincidence). Dan seterusnya.

Salah satu yang masuk kategori ghaib yang utama adalah roh. Sebagai orang beriman kita meyakini bahwa manusia terdiri dari jasad dan roh. Karenanya kita sering mengatakan ada sisi rohaniyah dari manusia. Sesungguhnya yang utama dan mewakili manusia sebenarnya adalah sisinya yang tak tampak itu. Ilmu pengetahuan hanya mengakui semua yang fisikal dan material dan yang dapat dibuktikan secara empiris. Karenanya, sisi spiritual dan rohaniyah sepenujnya bukan ranah ilmu pengetahuan dan tidak diakuinya.

Lawan kata dari ghaib itu bukan wujud. Ghaib berwujud tapi tak tampak. Ghaib juga tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Yang tidak kita ketahui tidak selalu berarti ghaib. Ilmu mengalami kemajuan pesat terutama pada abad abad terakhir ini. Ilmu pengetahuan mampu meramal kapan persisnya akan terjadi tornado dan dimana. Pada tanggal dan jam berapa akan terjadi gerhana bulan, umpamanya. Tapi semua itu terbatas pada fenomena alam yang tampak. Ilmuwan umpamanya tak mampu meramal siapa yang akan jadi jodoh anaknya yang baru lahir atau tanggal dan tahun berapa akan terjadi perang dunia ketiga.

Apa sebenarnya signifikansi dari alghaib ini bagi kehidupan kita sehari hari? Bagi saya, ghaib menguatkan iman saya kepada adanya kekuatan supranatural yang mengendalikan kehidupan kita yang tidak lain adalah Allah ‘azza wa jall. Bahwa yang tak tampak itu tidak berarti tidak ada.

Kedua, bahwa kendali terhadap hidup kita banyak sekali bergantung kepada hal yang tak tampak (ghaib) sehingga disinilah letak fungsi ibadah dan doa disamping upaya. Ketiga, sisi ghaib (rohaniyah) dari manusia sering kita lupakan padahal dia lebih utama mewakili diri kita dibanding sisi jasmani kita.

Kesempurnaan sisi ghaib inilah yang harus terus kita pelihara karena dialah yang akan tetap melekat ke diri kita setelah jasad kita punah.
Wallah a’lam

AT – 18072019

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *