Satu Islam Untuk Semua

Friday, 21 February 2014

Haram, Merintis Koloni di Mars Sama Saja Dengan Bunuh Diri


Mars One

Siapapun yang berpartisipasi dalam proyek Mars One, perjalanan untuk membentuk koloni manusia pertama di Planet Merah itu, akan mendapat hukuman di akhirat sama dengan hukuman bagi mereka yang melakukan bunuh diri.

Demikian pernyataan yang dikeluarkan Majelis Ulama Uni Emirat Arab, dalam fatwa yang melarang umat Islam untuk berpartisipasi atau mempromosikan perjalanan satu arah ke Mars.

“Perjalanan tanpa kembali lagi ke Bumi itu mengandung risiko besar bagi kehidupan, dan tidak bisa dibenarkan menurut Islam,” demikian dijelaskan oleh komite urusan Islam Majelis Ulama UAE. “Ada kemungkinan mereka yang melakukan perjalanan itu tidak bisa hidup di sana, dan besar kemungkinan meninggal.”

Komite tersebut mengutip ayat Quran yang memerintahkan agar umat Islam menjunjung tinggi kehidupan dan melarang bunuh diri dan pembunuhan.

Siapapun yang melakukan “perjalanan bahaya” ini, lanjut komite, sama saja dengan memilih mati tanpa “alasan yang benar”, dan karenanya akan mendapat “hukuman yang sama dengan hukuman bunuh diri di akhirat nanti”.

Fatwa itu sendiri sepertinya merupakan tanggapan atas proyek perusahaan Belanda seharga 6 miliar dollar Amerika, Mars One Project, yang tahun lalu menyebarkan undangan kepada siapapun yang tertarik untuk mulai membangun koloni manusia di Planet Merah itu. Kehidupan para anggota koloni itu akan didokumentasikan dalam sebuah reality show.

Perusahaan itu sendiri belum memiliki teknologi untuk melakukan perjalanan ke Mars, namun menargetkan alat itu akan siap pada 2024.

Tiket untuk perjalanan itu dihargai hanya $38 (sekitar Rp. 400 ribu) untuk warga Amerika, namun mereka harus membayar harga lain yang jauh lebih mahal: mereka tak boleh meninggalkan Planet urutan keempat dari matahari itu.

Mars One berharap dapat merintis kehidupan manusia di planet itu dengan mengirimkan 40 orang dari Bumi, dan menurut mereka, lebih dari 200 ribu pelamar sudah mendaftar sejak Desember.

Menanggapi fatwa ulama UAE, Mars One mereka tetap berharap setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi Neil Armstrong di Mars, termasuk warga Muslim.

Mereka menyebut tradisi eksplorasi yang sangat kaya di dunia Muslim, dan menggarisbawahi kisah perjalanan tokoh terkemuka asal Maroko, Ibnu Battuta.Perusahaan ini bahkan mengutip ayat Quran: yang mendorong Muslim untuk melakukan eksplorasi demi menemukan tanda-tanda kebesaran Allah.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi, serta menciptakan manusia yang berlainan bahasa dan warna kulit. Sesungguhnya pada yang demikian itu, benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.”

Mars One berharap ulama UAE dapat membatalkan fatwa itu sehingga Muslim dapat merasakan kesempatan melakukan “Rihla, atau perjalanan terbesar dalam sejarah.”

“Mereka dapat menjadi Muslim pertama yang menyaksikan tanda-tanda kebesaran Tuhan, dan melanjutkan tradisi kaya perjalanan serta eksplorasi para tokoh Islam terdahulu.”

Bagaimanapun, seorang peneliti Islam, Dr. Haikh Mohammed Al Ashmawy mengatakan bahwa perjalanan antarplanet tidak masuk dalam hitungan tradisi Muslim tersebut.

“Allah Swt. berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 195: Dan janganlah kamu menjerumuskan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.”  [nydailynews]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *