Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 23 September 2014

Haji Palestina: Pintu Saudi, Pesawat Israel


Pangeran Turki bin Faisal al Saud dan Yossi Alpher

Hubungan antara Israel dan Kerajaan Arab Saudi semakin membaik. Tandanya, tahun ini sebanyak 766 Muslim yang menetap di kawasan Palestina yang diduduki Israel bakal menunaikan ibadah haji via penerbangan langsung dari Ben-Gurion, menurut The Marker Business News belum lama ini.

Ini bakal jadi kali pertama. Biasanya, Muslimin di Tepi Barat, Palestina, perlu waktu 24 jam perjalanan darat. Nah, dengan pengaturan baru ini, mereka bisa sampai ke Jeddah dalam tempo 20 menit. Rutenya dari Ben-Gurion ke Amman, Yordania, dan kemudian dilanjutkan dengan pesawat ke Jeddah.

Sebelumnya, jamaah haji di Tepi Barat dan sekitarnya harus masuk Yordania terlebih dahulu dengan bus, kemudian mendapatkan paspor sementara untuk perjalanan ke Makkah, dan pulang melewati rute yang sama. Penjejahan Israel menjadikan Muslimin di Tepi Barat hidup laiknya dalam sebuahg penjara raksasa. Segala keperluan keluar masuk mereka, bahkan untuk sekadar menyeberang ke kawasan lain, harus seizin militer Israel. Gambaran yang relatif baik pada Muslimin di Gaza. Sekalipun dalam kepungan Israel, mereka cukup menyeberang ke Mesir jika ingin berhaji. Namun inipun, meski sepintas mudah, faktanya serba sulit di tengah kebijakan Mesir yang kerap mencekik pintu perbatasan Gaza.

“Kami telah menghubungi otoritas penerbangan sipil Israel dan Yordania dan memperoleh semua izin yang diperlukan untuk mengatur penerbangan jamaah haji,” kata Ibrahim Milad, bos Ramla Milad Aviation ke Ma’an News Agency, kantor berita swasta di Palestina.

“Untuk bisa melaksanakan haji dari Israel ke Arab Saudi pertama kalinya ini, mengurusnya saja selama tiga tahun,” kata Milad. “Selama itu, saya sampai harus menghubungi pihak Yordania  sekitar 100 kali untuk mendapatkan persetujuan.”

Menurut rencana, penerbangan perdana jamaah haji dari kawasan Palestina yang diduduki ‘Israel’ bakal berlangsung antara 23 -26 September dengan biaya sekitar US$600, menurut sejumlah sumber di Palestina.

(MA/Algemeiner)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *