Satu Islam Untuk Semua

Friday, 28 February 2020

Haidar Bagir tentang Penindasan Muslim di India: Mari Muslim Negeri ini Menghindari dan Beri Contoh Toleransi Beragama


islamindonesia.id – Haidar Bagir tentang Penindasan Muslim di India: Mari Muslim Negeri ini Menghindari dan Beri Contoh Toleransi Beragama

Sejak hari Minggu (23/2) telah terjadi rangkaian peristiwa bentrokan di tiga area yang ditempati mayoritas Muslim sekitar 18 kilometer dari New Delhi, India. Akibat kerusuhan tersebut, setidaknya 30 orang dinyatakan meninggal dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Bentrokan ini dipicu oleh serangan terhadap kelompok Muslim penolak Undang-Undang Citizienship Amendement Bill (CAB) oleh kelompok Hindu pendukung UU tersebut di tengah kunjungan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, ke negeri tersebut.

Berkenaan dengan peristiwa tersebut, Haidar Bagir, penulis buku-buku tentang Tasawuf dan pelopor Gerakan Islam Cinta turut berkomentar, “Di Palestina melibatkan Yahudi fanatik dan di Myanmar Budhis intoleran, kini umat Islam ditindas di India,” ujarnya di dalam akun Twitter (28/2).

Lebih lanjut, tokoh yang selama 11 tahun berturut-turut masuk ke dalam The Muslim 500, The World’s Most Influential Muslim (500 tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia) ini mengajak Muslim di Indonesia menghindari hal seperti demikian, “Amit-amit jadi awal genosida, sebab mulai Perdana Menteri sampai polisi berpihak pada ekstremis Hindu di sana. Mari Muslim negeri ini menghindari dan beri contoh toleransi beragama.”

Haidar juga mendorong pemerintah Indonesia untuk segera mengambil sikap, “Pemerintah Indonesia harus segera mengambil langkah tegas mengutuk pembunuhan atas puluhan Muslim di India.

“Selain demi kemanusiaan dan keikutsertaan dalam membina perdamaian dunia, sikap ini pelu untuk menunjukkan bahwa negeri berpenduduk mayoritas Muslim ini prihatin pada saudara-saudaranya,” pungkasnya.

Sejumlah tokoh nasional lainnya juga turut memberikan komentarnya, mantan Menteri Agama, Lukman H. Saifuddin, di dalam akun Twitternya (28/2) mengatakan, “Kekerasan terhadap Muslim di India amat menyayat rasa kemanusiaan kita. Agama apa pun tak mengajarkan kekerasan, juga dendam terhadap sesama. Tragedi kemanusiaan ini menuntut kita semua agar semakin gencar menebar kedamaian kepada siapa pun, dimana pun, dan kapan pun.”

Akhmad Sahal, Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Amerika Serikat, mengatakan, “Derita minoritas Muslim yang jadi sasaran persekusi dan kekerasan kaum radikalis Hindu di India. Kekerasan atas nama agama apapun terhadap pengikut agama apapun harus dikutuk! Turut berduka cita atas Muslim yang jadi korban di India. Lahumul fatihah.”

Sumber Masalah

Dilansir dari Tirto, semua berawal sejak dua bulan lalu ketika Perdana Menteri India, Narendra Modi, meloloskan Undang-Undang (UU) Anti-Muslim atau UU Amandemen Warga Negara atau Citizenship Amendment Bill (CAB). Tak ayal, UU ini menjadi kontroversi di publik, khususnya warga India.

Bahkan, sejumlah aktris Bollywood ramai-ramai menyuarakan protes terhadap UU CAB, yang dianggap anti-Muslim. UU CAB salah satunya berisi soal kemungkinan para imigran ilegal dari Afghanistan, Bangladesh, dan Pakistan untuk mendapatkan kewarganegaraan, terkecuali mereka yang beragama Islam, demikian sebagaimana diberitakan BBC.

Di bawah UU ini, umat Muslim India juga akan wajib untuk membuktikan bahwa mereka memang adalah warga negara India. Sehingga ada kemungkinan warga Muslim India justru akan kehilangan kewarganegaraan tanpa alasan.

Al Jazeera menulis, partai oposisi Kongres Nasional India berpendapat hukum ini sangat diskriminatif untuk umat Muslim, terlebih diberlakukan di negara sekuler dengan penduduk 1,3 miliar yang mana 15 persen di antaranya adalah masyarakat Islam.

Yang dikritik dari UU CAB adalah langkah itu bagian agenda supremasi Hindu di bawah pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi sejak berkuasa hampir 6 tahun lalu.

Meski demikian, Modi akhirnya buka suara di dalam akun Twitternya pada Rabu (26/2) setelah 24 orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka, “Saya meminta kepada saudara dan saudari saya di Delhi untuk menjaga perdamaian dan persaudaraan. Memulihkan situasi agar menjadi tenang dan kembali normal harus diprioritaskan.”

*Catatan: Untuk kepentingan penyajian, redaksi mengedit secara minor sumber tulisan yang berasal dari Twitter yang biasanya dipenuhi dengan singkatan-singkatan karena keterbatasan penulisan karakter.

PH/IslamIndonesia/Foto Utama: AFP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *