Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 15 March 2020

Haidar Bagir tentang Penanganan Wabah Corona: Semua Pihak Perlu Menyisikan Perbedaan Kepentingan Politik, Ideologis, dan Keagamaan


islamindonesia.id – Haidar Bagir tentang Penanganan Wabah Corona: Semua Pihak Perlu Menyisikan Perbedaan Kepentingan Politik, Ideologis, dan Keagamaan

Haidar Bagir, penulis buku-buku tentang Tasawuf dan pendiri Gerakan Islam Cinta memberikan pandangannya tentang wabah virus Corona yang skalanya terus semakin membesar belakangan ini.

Dalam akun Twitter-nya (14-15/3) Haidar mengatakan, “Saya kebetulan ke beberapa kota semingguan belakangan. Saya lihat sense of crisis (kesadaran terhadap krisis) pandemi Corona ini masih agak rendah di masyarakat kita.”

Kesadaran yang rendah tersebut menurut Haidar terjadi di kalangan masyarakat kecil yang jumlahnya banyak. “Khususnya di grass root (masyarakat kecil kebanyakan), di kota-kota kecil/kampung-kampung dan desa-desa. Ini harus diatasi dulu,” ujarnya.

Selain itu Haidar juga menyoroti lambatnya respon dan kekuranghati-hatian dari pemerintah, “Masih diperparah kelambatan dan kesembronoan pihak-pihak berwenang. Mutlak diperbaiki!”

Khusus kepada Presiden Joko Widodo, Haidar mengatakan, “Pak Jokowi, tolong buka ke publik semua plan (rencana) pemerintah. Bikin e-conference (konferensi elektronik) dengan semua kepala daerah.”

Haidar juga menyarankan agar langkah pemerintah dibuka ke dan melibatkan masyarakat. “Kalau mungkin dibuat streaming-nya (siaran melalui internet) ke masyarakat. Negara yang siap saja nggak bisa sendirian melakukan ini tanpa didukung rakyat. Sosialisasi yang bagus dan kontinu adalah mutlak. Imbauan-imbauan tak cukup!” ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, “Memang dalam keadaan krisis, dilemanya adalah memastikan adanya sense of crisis sambil  meminimumkan timbulnya kepanikan. Tapi, jika karena menghindarkan kepanikan, masyarakat dibiarkan tak punya sense of crisis, bisa gawat!”

“Pakai cara-cara PR (Public Relation/Hubungan Masyarakat) yang canggih, Pak Jokowi. Kerahkan ahli, jangan amatiran,” kata Haidar.

Dan bukan tidak mungkin wabah Corona ini juga dapat berkembang ke arah yang lebih buruk. Sebagaimana dikatakan Haidar, “Dalam keadaan seperti ini, kita harus bayangkan skenario terburuk. Bukan pesimis, tapi justru agar siap: wabah meluas, fasilitas medis jauh dari cukup, korban naik drastis.”

Dengan kondisi yang semakin buruk “bukan tak mungkin juga terjadi chaos (kekacauan). Semoga Allah jauhkan. Yang pasti kita semua harus ambil tanggung jawab dan cepat bertindak,” kata Haidar.

Untuk mengatasi ini semua, Haidar berpendapat bahwa semua pihak perlu mengesampingkan perbedaan. “Semua pihak perlu menyisikan perbedaan kepentingan politik, ideologis, dan keagamaan, lalu duduk bersama, menyatukan daya upaya untuk mendapatkan dan memberlakukan dengan konsisten cara-cara paling efektif mencegah dan mengatasi wabah Corona ini. Kalau tidak, nasib bangsa ada dalam ancaman besar,” tutur Haidar.

Terakhir, Haidar mengajak berbagai elemen bangsa, khususnya anak muda, untuk turut serta melakukan pencegahan. “Gerakan Solidaritas Indonesia Stop Korona. Jika ada ribuan orang, khususnya anak-anak muda yang sadar krisis Corona, masing-masing melakukan sesuatu dan mengorganisasi diri untuk mencegah penyebaran lebih jauh Corona terhadap lebih dari 240 juta orang Indonesia lainnya, yakin wabah ini dapat ditaklukkan lebih cepat,” pungkasnya.

Perkembangan terakhir tentang korban pengidap Corona, pada Jumat (13/3) pemerintah mengumumkan bahwa total kasus virus corona Covid-19 di Indonesia menjadi berjumlah 69 orang. Dari 69 orang yang positif tersebut, empat orang sudah dinyatakan meninggal. Sementara itu, baru lima orang yang dinyatakan sembuh.

PH/IslamIndonesia/Foto Utama: Suara Islam/Last Update: 15/3 14.26 WIB

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *