Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 23 May 2021

Haidar Bagir: Bulan ‘Kesadaran Kesehatan Mental’ Amat Penting Disebarluaskan di Indonesia


islamindonesia.id – Haidar Bagir: Bulan ‘Kesadaran Kesehatan Mental’ Amat Penting Disebarluaskan di Indonesia

Di tengah hiruk pikuk isu politik di dalam dan luar negeri, tidak banyak yang menyadari, bahwa bulan ini diperingati juga sebagai bulan “Kesadaran Kesehatan Mental” (Mental Health Awareness Month).  

Dilansir dari Wikipedia.org, tujuan diperingatinya bulan Kesadaran Kesehatan Mental ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan mendidik masyarakat tentang penyakit mental, seperti depresi, skizofrenia, dan gangguan bipolar; dan bagaimana strategi untuk mencapai kesehatan mental dan kebugaran.

Selain itu, peringatan ini juga ditujukan sebagai upaya untuk menarik perhatian masyarakat terhadap maraknya kasus bunuh diri yang dipicu oleh beberapa penyakit mental, dan juga mengurangi stigma negatif dan kesalahpahaman di tengah masyarakat tentang penyakit mental itu sendiri.

Bulan “Kesadaran Kesehatan Mental” memang lebih popular diperingati di negara Amerika Serikat. Namun seiring berjalannya waktu, bulan ini juga diperingati di banyak negara lain di dunia.

Terkait hal itu, Haidar Bagir, salah satu dari 500 tokoh Muslim paling berpengaruh dunia saat ini, menilai bahwa peringatan ini sudah perlu juga disebarluaskan di Indonesia. Hal ini disampiakan melalui akun Twitter-nya pada Minggu (23/05), sebagi berikut:

Bulan ini adalah bulan ‘Kesadaran Kesehatan Mental’. Amat penting disebarluaskan di negeri ini. Di satu sisi, problem kesehatan mental sudah makin serius. Konon, 1 dari 10 anak muda kita cendrung depresif. Di sisi lain, kesadaran tentang ini masih amat rendah sehingga penanganannya pun lebih sulit.”

Yang tak boleh dilupakan, hal ini juga terjadi di kalangan anak-anak muda dari keluarga dhuafa. Sudah kesadaran akan hal ini rendah, mereka pun tak punya kelebihan dana untuk mencarikan perawatan yang diperlukan. Perlu ada perhatian khusus ke arah ini.”

Berangkat dari keresahan tersebut, pendiri Gerakan Islam Cinta ini juga menuturkan niatnya untuk memberikan fokusnya pada upaya membantu mengentaskan masalah ini. Hal tersebut disampaikan melalui cuitan selanjutnya di twitter sebagai berikut:

InsyaAllah saya pun akan berupaya mengarahkan kegiatan-kegiatan saya, termasuk kegiatan-kegiatan sosial yang saya terlibat di dalamnya, ke arah ini. Saya sendiri sejak beberapa waktu lalu juga terus belajar tentang psikoterapi, khususnya psikoterapi transpersonal, berdasar juga bahan-dasar mistisime yang saya geluti.”

Saya pun sudah bicara dengan beberapa psikolog klinis. Dalam pengalaman mereka, memang psikoterapi psikoanalitis, cognitive, dan lain-lain, di masa kini perlu dilengkapi psikoterapi transpersonal. Sebetulnya, aliran ini sudah dirintis sejak dulu oleh Carl Jung, Maslow, Victor Frankl. Tokoh-utamanya: Ken Wilber.”

Ken Wilber menawarkan apa yang disebutnya dengan Integral Psychology, yang mengombinasikan berbagai pendekatan psikoterapis yang melibatkan semua aspek manusia: fisik, pikiran, kejiwaan, dan spiritual sekaligus. Mistisisme masuk sebagai metoda terapi spiritual tersebut…”

lebih jauh, pendiri Penerbit Mizan itu menjelaskan dalam cuitanya; “Dalam pendekatan baru ini, psikoterapi – selain melibatkan psikoanalisis, terapi kognitif, dan lain-lain – juga akan melibatkan olah raga olah napas, kerja-kerja sosial menolong orang (philanthropic works) & spiritual exercises (riyadhah sufistik seperti membaca doa-doa, melakukan ibadah-ibadah suka rela, dan lain-lain).”

Yang perlu ditegaskan, meski melibatkan kegiatan-kegiatan keagamaan dan spiritual (mistikal), pendekatan ini akan sepenuhnya dilakukan sejalan dengan ilmu (sains) psikologi. Nyatanya karya-karya ilmiah dan penelitian tentang ini sudah dan terus berkembang. Mudah-mudahan pelibatan psikologi transpersonal bisa membantu.

AL/IslamIndonesia/Foto utama: depositphotos.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *