Satu Islam Untuk Semua

Monday, 18 December 2017

Hadapi Tantangan Bangsa, Din Usulkan Koalisi Besar Kaum Bijak


islamindonesia.id – Hadapi Tantangan Bangsa, Din Usulkan Koalisi Besar Kaum Bijak

 

Eks Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, bangsa Indonesia saat ini memiliki tantangan untuk mengatasi permasalahan yang bersifat horizontal, khususnya sentimen antarkelompok etnis dan agama tertentu.

”Harus diakui ada masalah seperti itu sehingga muncul isu tentang dominasi ekonomi, etnisitas, dan lain-lain yang sesungguhnya tak produktif bagi kita,” kata Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban ini di sela-sela dialog kebangsaan yang digagas Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) di Jakarta, 16 Desember.

Din mengusulkan agar ada koalisi besar kaum bijak di negeri ini yang berjuang bersama untuk mengatasi dan merekatkan kembali sekat-sekat yang sudah mulai terlepas ikatannya.

”Jalannya saya usulkan koalisi besar kaum bijak di negeri ini yang ada di berbagai lingkaran. Atau juga dari kalangan agamawan, etnis. Karena dengan kebijaksanaanlah masalah kebangsaan ini bisa diatasi,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum INTI Teddy Sugianto mengemukakan, perbedaan adalah hal lumrah dalam sebuah negara demokrasi. Namun, melihat kenyataan yang terjadi saat Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta, tentu saja hal itu kurang baik untuk sebuah bangsa. ”Terutama dampaknya bagi sektor ekonomi dan bisnis serta tentu saja keutuhan dan kebersamaan kita sebagai sebuah keluarga,” ujarnya.

Di tempat berbeda, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin, di depan anggota Fatayat Nahdlatul Ulama pada acara Maulid Kebangsaan di Kantor Pengurus Besar (PB) NU, menyatakan, janganlah sebagai sebuah bangsa masyarakat mengikuti cara berpikir yang bisa membuahkan intoleransi, menyebut pihak lain dengan sebutan sesat karena perbedaan. Indonesia, menurut Ma’ruf, adalah negara yang berdiri karena kesepakatan antar-pendirinya, antartokoh bangsa, termasuk di dalamnya adalah para ulama.

Dia mengatakan, dengan dasar itulah Indonesia adalah sebuah negara kesepakatan, seharusnya hubungan antarumat beragama, Muslim dan non-Muslim, harus berdampingan secara damai. ”Bukan membenci dan memusuhi,” ujarnya.

 

 

YS/ IslamIndonesia/ Sumber: Harian Kompas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *