Satu Islam Untuk Semua

Friday, 29 November 2019

Habib Luthfi: Wayang Kulit Ajarkan Filosofi dan Tasawuf


islamindonesia.id-Habib Luthfi: Wayang Kulit Ajarkan Filosofi dan Tasawuf

Pagelaran wayang kulit mengajarkan filosofi dan tasawuf. Hal itu disampaikanRais ‘Aam Idarah Aliyah Jam’iyah Ahlit Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (Jatman) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya di hadapan hadirin ‘Pagelaran Wayang Kulit Kebangsaan’ di Pekalongan, 27 November.

Oleh sebab itu, ia menyayangkan jika genarasi muda tidak mengenal warisan budaya Nusantara ini. “Padahal di situ banyak diajarkan tentang berbagai hal termasuk masalah filosofi, tasawuf, akhlak, dan budi pekerti,” katanya seperti dilansir nu.or.id

Habib berusia 72 tahun ini mengajak hadirin untuk mengembalikan kejayaan wayang kulit meski tidak semudah membalikkan telapak tangan. “Siapa lagi kalau bukan kita yang melestarikan budaya kaya akan makna di Bumi Pertiwi ini dan ini sekaligus nguri-uri (menjaga) warisan Wali Songo,” tegasnya.

Pada kesempatan berbeda, budayawan kondang Emha Ainun Najib juga menyayangkan generasi muda yang tidak dibesarkan bersama wacana wayang. Selain fakor kurikulum sekolah, akselerasi pengetahuan tradisi dan budaya juga tidak didapatkan dalam wacana sosial media. Sedemikian sehingga, aktor Punakawan wayang seperti Semar, Gareng, Petruk dan Bagong tidak jarang dipertontonkan seolah-olah hanya sebagai badut di stasiun TV.

“Ada kesalahan luar biasa dalam sejarah kita,” kata pria yang akrab disapa Cak Nun lepas menyaksikan pementasan wayang ‘dramatic reading’ bertajuk ‘Mencari Buah Simalakama’ di Mocopat Syafaat, Yogyakarta, seperti dilansir Islamindonesia.id sebelumnya.

[Baca juga- Cak Nun: Semar Itu Gagasan Tentang Nabi Muhammad, Bukan Badut]

Salah satu sebabnya, menurutnya, karena masyarakat tidak lagi berangkat dari dirinya untuk melihat dirinya sendiri tapi berangkat dari orang lain. Padahal wayang adalah perumpamaan dan, menurut Cak Nun, orang tak akan bisa hidup tanpa perumpamaan. Tak heran jika Tuhan senantiasa memberi perumpamaan seperti nyamuk di dalam Al-Qur’an.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *