Satu Islam Untuk Semua

Friday, 15 April 2016

Habib Lutfi: “Habaib dan NU Tidak Bisa Dipisahkan”


Habib Lutfi bin Yahya mengatakan bahwa maulid Nabi memiliki peran penting dalam menjaga nilai-nilai Islam yang terkandung dalam sejarah. Sejarah yang dimaksud mencakup sejarah Nabi, sahabatnya, keluarganya dan alim-ulama.

“Pintu cinta pada Rasulullah ialah cinta pada para sahabatnya. Pintu cinta pada Rasulullah dan para sahabatnya ialah mahabbah bi ahli baiti nabi (cinta keluarga Nabi). Pintu mencintai Rasulullah, sahabatnya, dan keluarganya ialah cinta pada ulama dan aulia (para wali),” katanya kepada ribuan jama’ah Nahdhiyin yang menghadiri maulid Nabi beberapa waktu lalu di Pekalongan.

Oleh sebab itu, kata Ketua Umum Jami’ah Ahlu Thariqah al Mu’tabarah ini, ulama dan dzurriyah (keluarga) Nabi tidak seharusnya dipisah-pisahkan. Jika seseorang cinta pada ulama, maka dia seharusnya cinta pada keluarga Nabi. Sebaliknya, jika cinta keluarga Nabi, dia seharusnya cinta pada ulama.

“Maka dari itu, habaib dan Nahdatul Ulama tidak bisa dipisah-pisahkan,” katanya

Sebagaimana hubungannya dengan ulama, habaib yang telah hadir ratusan tahun di Nusantara juga tidak bisa dipisahkan dari Indonesia. Habib Lutfi lalu berkisah tentang sejarah perjuangan dakwah damai habaib dan para kiai, khususnya Habib Hasyim bin Umar bin Yahya dan KH. Hasyim Asy’ari hingga berdirinya Nahdatul Ulama.

“Itulah para ulama yang memberikan contoh pada kita. Kompak, rukun, luar biasa.”

Dengan perjalanan panjang habib dan NU di Indonesia, Habib Lutfi sangat menyayangkan adanya oknum yang ingin memecah belah kiai NU dan Habaib. Sesama habaib dipecahbelah, dan salah satu pecahannya dibenturkan ke NU dengan tujuan agar NU membenci habaib. Di sisi lain, mereka juga berusaha memecah belah para Kiai NU. Hingga terjadilah segregasi seperti ‘NU Aqil Siradj’ dan ‘NU Mbah Hasyim Asya’ri’.

Ada oknum yang membesar-besarkan isu kecil untuk memecah belah habaib dan para kiai. Namun ketika ada yang menyerang maulid, oknum-oknum itu hanya diam. Padahal anti maulid, kata Habib Lutfi, bukanlah masalah remeh. Selain bisa berujung pada pengingkaran nubuwah dan risalah, anti-maulid juga menggrogoti persatuan umat Islam yang berlandaskan cinta pada Nabinya.

Oleh sebab itu, habib kelahiran Pekalongan ini mengajak hadirin untuk menjaga tradisi haul dan maulid Nabi hingga para wali untuk meningkatkan kecintaan dengan menggali pelajaran dari sejarah. Menurutnya, banyak masalah mendasar umat ini beres jika benar-benar cinta pada Nabinya. “Kalau kita cinta pada kanjeng Nabi, umat Islam tidak bisa dipecah-belah.” []

 

Edy/ IslamIndonesia/ Aswaja Channel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *