Habib Jindan: Kalau Isinya Caci Maki, Itu Bukan Maulid Nabi

islamindonesia.id – Habib Jindan: Kalau Isinya Caci Maki, Itu Bukan Maulid Nabi

Maulid Nabi Muhammad adalah momentum umat Islam memperingati sejarah, ajaran termasuk keluhuran akhlak utusan Allah itu. Peringatan kelahiran Sang Nabi seharusnya menjadi vitamin bagi umat untuk lebih giat lagi mengikuti jejaknya.

Namun, jika peringatan membahas di luar tema Muhammad dan kenabiannya, tentu esensi maulid telah tergerus. Apalagi penceramah maulid terang-terangan berbicara dengan cara dan bahasan yang bertentangan dengan ajaran Nabi.

“Maulid tapi tajuknya politik, dunia, mencaci maki orang lain. Itu bukan maulidnya Nabi,” kata Pengasuh Yayasan Al Fachriyah Banten Habib Jindan seperti disiarkan oleh kanal Youtube B-PRAST HD.  “Kalau maulid Nabi, bawalah ajarannya Nabi bukan ajaran setan.”

Fenomena ini juga pernah terjadi pada masa cucu Nabi Muhammad, Sayidina Hasan bin Ali. Ketika tiba di masjid untuk salat Jumat, Hasan salat dua rakaat di balik tiang masjid.

Beberapa saat kemudian, khatib yang sedang berbicara di atas mimbar mengetahui Hasan berada di masjid.  Khatib pun langsung mengganti tema khutbahnya dengan cacian kepada putra Sayidina Ali bin Abi Thalib itu.

“Ia memaki Hasan, ayahnya, ibunya sampai anak Hasan tidak kuat mendengarnya,” kisah Habib Jindan. Setelah itu, dengan geram putra Hasan berkata, “Wahai ayah, apakah engkau tidak mendengar apa yang tadi ia katakan?”

Putra Hasan meminta ayahnya menanggapi cacian khatib. Namun Hasan enggan melakukannya dan balik bertanya kepada putranya, “Wahai anakku, kapan engkau dapati ayahmu, kakekmu, nenekmu, mencaci maki orang lain?”

Hasan memaafkan sang khatib dan memperingatkan putranya. Ia mengingatkan buah hatinya yang tampak berkeinginan membalas cacian dengan cacian. “Apakah kamu ingin keluar dari tariqah (metode) Ahlulbait (Nabi)? Kita Ahlulbait bukan tukang caci maki orang.”

YS/Islamindonesia