Satu Islam Untuk Semua

Monday, 12 August 2019

Gus Mus Tentang Kepergian Mbah Moen: Saya Tak Begitu Ikhlas


islamindonesia.id- Gus Mus Tentang Kepergian Mbah Moen: Saya Tak Begitu Ikhlas

Ulama sepuh KH. Mustofa ‘Gus Mus’ Bisri mengatakan, contoh orang yang disayang Allah adalah almarhum KH. Maimoen Zubair atau Mbah Moen. Kesimpulan ini bukan tanpa dasar, tapi memiliki sandaran dalil.

Ketika Allah mencintai seorang hamba, kata Gus Mus mengutip sebuah hadis, Dia memanggil Jibril. Ketika dikabarkan Allah mencintai Si Fulan, Jibril pun mencintai sang hamba dan akhirnya mengundang seluruh penghuni langit.

“Gusti Allah mencintai Fulan, oleh karena itu kalian harus mencintai Si Fulan,” seru Jibril kepada semua malaikat dan penghuni langit. Cinta itu pun juga diterima oleh para penghuni bumi sehingga membuat semua orang senang kepada Si Fulan.

“Siapa yang tidak senang dengan Kiai Maimoen?” ujar Gus Mus seperti dalam ceramahnya yang dipublikasikanakun Youtube Santri Gayeng, 10 Agustus.

Mbah Moen bukan hanya dicintai oleh santri dan keluarganya, tapi berbagai lapisan masyarakat. Bukan hanya simpatisan Partai Persatuan Pembangunan, tapi semua partai. “PKB, PDIP, semuanya senang dengan Mbah Moen,” kata Pengasuh Ponpes Raudhatu Thalibin Rembang ini.

Wafat Mbah Moen, sambung Gus Mus, tidak hanya didoakan oleh umat Islam, tapi juga oleh umat agama lain. Tidak hanya didoakan di masjid, tapi juga di gereja-gereja.

Bahkan orang-orang yang berdoa di pemakaman Almarhum di Ma’la berjubel. “Sampai dibikin pertikaian (soal siapa yang memimpin doa),” katanya.

“Dari sini saya yakin, dari ‘atas’ sudah begitu.”

Selain itu, Allah juga berfirman, “Jika kalian mencitai Allah, maka ikutilah aku, sehingga Allah akan mencintai kalian.”

Menurut Gus Mus, semua orang yang mengenal Mbah Moen akan tahu bagaimana hidupnya mengikuti jejak Kanjeng Nabi Saw. Almarhum mengikuti jejang Kanjeng Nabi dari sisi ilmu maupun akhlak termasuk kepeduliannya terhadap umat.

“Kalau sekedar pintar dan alim banyak sekali,” katanya. “Tapi yang sampai peduli … langka. Kiai Maimoen itu peduli pada siapa saja.”

Sejak era tiga partai zaman Orde Baru saling bertengkar, semuanya tetap sowan ke Mbah Moen. Orang Golkar sowan demikian juga orang PPP dan masing-masing lega setelah bertemu Mbah Moen.

Gus Mus menyaksikan hidup Mbah Moen bagaikan payung bagi semua orang. Karena semua orang dilayani oleh Almarhum.

Salah satu anak Gus Mus pernah bercerita dengan bangga bahwa Mbah Moen telah menggandeng tangannya. “Padahal semua orang kena gandeng sama Mbha Moen,” ujar Gus Mus yang mengundang tawa hadirin. Menurut Gus Mus, semua orang digandeng tangannya oleh Mbah Moen, baik muda maupun tua.

Oleh karena itu jika sebagian orang meminta mengikhlaskan kepergian Mbah Moen, Gus Mus mengaku belum bisa melakukan itu sepenuhnya. “Sebenarnya saya tidak begitu ikhlas,” katanya. []

YS/islamindonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *