Satu Islam Untuk Semua

Monday, 28 January 2019

Gus Mus: Silakan Pilih Siapa Saja Tapi Tetaplah Menjadi Manusia


islamindonesia.id – Gus Mus: Silakan Pilih Siapa Saja Tapi Tetaplah Menjadi Manusia

 

Di tengah makin panasnya suhu politik jelang pemilihan presiden pada April mendatang, Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri, yang karib disapa Gus Mus, mengimbau masyarakat agar tak melupakan kemanusiaannya.

Imbauan itu disampaikan ulama asal Rembang, Jawa Tengah itu ketika memberikan sambutan dalam pameran seni rupa di OHD Museum, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (26/1/2019) kemarin.

“Kita berdoa saja Indonesia menjadi lebih baik. Kita tidak terpengaruh dengan pilpres. Pilihan Anda siapa pun saja, jangan tinggalkan diri Anda sebagai manusia. Anda pilih siapa saja, jangan tinggalkan kemanusiaan Anda. Tetaplah menjadi manusia jangan menjadi cebong atau kampret,” kata Gus Mus.

Pameran yang bertajuk “Manusia dan Kemanusiaan” itu melibatkan 18 perupa dan berlangsung selama 26 Januari-15 April 2019.

“Pameran ini bukan gagasan saya. Ini gagasan kita semua. Mungkin yang merasakan keresahan manusia bukan saya sendiri, semua yang merasa resah terhadap kemanusiaan adalah yang memiliki gagasan ini,” kata Gus Mus.

Menurut dia di dunia ini sudah banyak manusia tercerabut kemanusiaannya dan akan menjadi lebih sedih karena bangsa ini mempunyai sila kemanusiaan yang adil dan beradab.

“Mungkin dunia sudah terlalu tua, konon katanya sudah kiamat tahun 2012, manusia menjadi memprihatinkan. Lebih memprihatinkan lagi justru kita melihat agama yang mestinya mendekatkan manusia kepada Tuhan-nya, justru akhir-akhir ini menjauhkan manusia dari Tuhan-nya, bahkan dari dirinya sendiri,” jelas Gus Mus.

Ia menuturkan keprihatinan inilah yang membuat para seniman menyelenggarakan pameran itu.

“Saya dulu memang mengatakan kita ini tidak kreatif. Ketika zaman Orde Lama politik yang dijadikan panglima, ketika Orde Baru ekonomi dijadikan panglima. Sekarang ini kembali politik yang dijadikan panglima, ini kan tidak kreatif,” ujar dia.

Menurut dia sekali-sekali budaya dijadikan panglima, minimal dicoba dari pada jadi manusia yang gagah tetapi tidak berbudaya.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *