Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 26 January 2017

Gus Mus: Kita ini Kehilangan Kesederhanaan, Takut, Senang, Cinta dan Benci Berlebihan


islamindonesia.id – Gus Mus: Kita ini Kehilangan Kesederhanaan, Takut, Senang, Cinta dan Benci Berlebihan

 

Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Maraknya korupsi dan perilaku buruk yang dilakukan olah hampir semua kalangan, membuktikan bahwa pendidikan di Indonesia sedang terpuruk. Tumbuh suburnya sekolah dan perguruan tinggi tidak bisa menjadi ukuran bahwa pendidikan juga sedang berjalan.

Demikian disampaikan KH Ahmad Mustofa Bisri dalam bedah buku Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi Pesantren di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.

“Dalam terminologi pesantren, yang marak sekarang ini adalalah ta’lim, pengajaran. Bukan pendidikan atau tarbiyah yang mengedepankan keteladanan dan penanaman nilai-nilai kemanusiaan,” kata mantan Rais Aam PBNU ini.

Bagi kiai yang juga penyair ini, pesantren adalah salah satu, kalau tidak malah satu-satunya, lembaga di Indonesia yang masih mempertahankan tarbiyah. Pesantren menganggap ta’lim atau pengajaran sebagai salah satu sarana tercapainya pendidikan atau tarbiyah.

“Bahkan pesantren salaf dulu terkesan mengesampingkan didaktik-metodik, seperti asal saja dalam menjalankan ta’lim pada santri. Itu dulu para kiai kalau baca kitab kadang sambil ngantuk, santrinya menyimak juga sambil ngantuk. Tapi output-nya adalah manusia-manusia yang memiliki cinta kasih, termasuk cinta kepada Tanah Air,” jelas kiai putra pengarang kitab Tafsir Al Ibriz, KH Bisri Mustofa.

Hal itu menurut Gus Mus, nama sapaannya, bisa terjadi karena proses pendidikan di pesantren itu jalan. Meskipun proses pengajarannya ala kadarnya, tapi keteladanan dan pembimbingan dari kiai berlangsung terus menerus.

“Salah satu nilai utama yang selalu ditekankan di pesantren adalah kesederhanaan. Kita ini sudah kehilangan kesederhanaan. Karut marut bangsa ini menurut saya karena hilangnya kesederhanaan, sebaliknya sikap berlebihan justru dikedepankan. Berlebihan membenci, berlebihan takut, berlebihan senang dan lain sebagainya,” terang Gus Mus.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *