Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 01 September 2016

Guru Spritual Terjerat Narkoba, Gus Mus: Paham 1 Ayat Saja, Kelakuan Preman, Bisa Disebut Ustadz


IslamIndonesia.id – Guru Spritual Terjerat Narkoba, Gus Mus: Paham 1 Ayat Saja, Kelakuan Preman, Bisa Disebut Ustadz

 

Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia menyatakan ada delapan orang yang ditangkap terkait narkotik di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Lombok, termasuk Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) Gatot Brajamusti alias Aa Gatot. Dari delapan orang itu, enam di antaranya positif menggunakan narkotik.

“Yang enam positif amfetamin, dua negatif,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal Agus Rianto di Markas Besar Polri, Jakarta, Selasa (30/8).

Delapan orang yang ditangkap itu berinisial GB (Gatot Brajamusti), DA (Dewi Aminah, istri Gatot), YY, RN, R, DN, BN dan SP. Sementara dua orang di antara mereka yang tidak terbukti mengonsumsi narkotik adalah BN dan SP, anak Gatot.

Yang menarik perhatian publik, selain penyanyi dan pemain film, Aa Gatot juga dikenal sebagai guru spiritual bagi sejumlah artis. Karena itu, Aa Gatot menambah deretan guru spiritual atau tokoh agama yang terjerat tindakan kriminal.

“Kenapa ya kok banyak ustad di Indonesia tersandung kasus kriminal? Apakah moralnya dangkal (karena) hanya ngurus surga?,” tanya salah satu netizen, Andri, soal Aa Gatot kemarin (30/8) yang menuai beragam tanggapan.

Seperti diketahui, istilah guru spiritual atau ustadz di Indonesia termasuk defenisi ‘karet’. Gus Mus termasuk yang resah terhadap penyematan panggilan ustad untuk orang yang sebenarnya belum layak. Dia mencontohkan ada seseorang yang hanya paham satu ayat sudah disebut ustad. “Kalau sudah pernah tampil di TV adalah ustad. Asal pinter jubahan meski kelakuane (kelakuannya) preman,” kata Gus Mus seperti dikutip Tempo.co tahun lalu.

Bagi Gus Mus, melakukan dakwah tidak bisa hanya dengan memahami satu potong ayat Al-Quran.  Selain itu, lanjut Gus Mus, banyak orang yang memaknai Al-Quran hanya melalui terjemahan ayat per ayat sehingga yang disampaikan cenderung salah kaprah. Di MUI, lanjut Gus Mus memberi contoh, asal bisa jadi pengurus MUI maka akan disebut sebagai ulama, meski hanya menjadi sekretaris maupun juru tulis.

“Ya, juru tulis itu akan disebut ulama. Mosok pengurus majelis ulama tidak ulama,” katanya

Padahal jika dilirik dari akar kata ulama saja, seharusnya penyandangnya memiliki minimal keilmuan yang memadai dan dengan rujukan yang jelas. Karena itu, kata KH. Said Agil Sirajd, belajar beragama dengan benar bukanlah proses yang instan. “Tidak cukup dengan pesantren 2 minggu,” katanya.

Dampak mencukupkan belajar agama secara instan, apalagi dijadikan rujukan beragama, bisa berbahaya menurut Gus Mus. Orang-orang seperti itu disebut oleh kiai jebolan Al Azhar Mesir ini sebagai ‘Orang Pintar Baru’ alias OPB. Ciri ‘Orang Pintar Baru’, kata Gus Mus mengutip istilah Imam Al Gazali, jika diikuti banyak orang akan merasa ‘ghurur’ atau tertipu dengan dirinya sendiri.

“Wah, follower saya banyak nih. Tentu, saya ini orang hebat,” kata Gus Mus menggambarkan ciri-ciri penyakit hati yang berbahaya ini.

Gus Mus berpesan untuk tidak pernah berhenti belajar. Sebagaimana orang yang tidak putus ngaji kitab bab demi bab secara mendalam, perjalanan manusia kepada Tuhannya ini panjang dan banyak yang harus ditempuh. Selain tidak belajar instan, berguru ilmu agama seharusnya kepada guru yang jelas. “Di pesantren ada kiai atau ustadz yang mempunyai pengetahuan agama yang cukup serta punya rujukan yang jelas; bersandar Al-Qur’an dan Hadits. Jangan sampai belajar agama hanya mengandalkan google, nanti bisa menyesatkan,” kata pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang itu sebagaimana dikutip nu.or.id.

Kembali ke soal Aa Gatot. Yang aneh, selain memiliki barang haram berupa narkoba, di rumahnya juga ditemukan senjata api dan amunisinya, serta hewan-hewan yang dilindungi –harimau Sumatera yang diawetkan dan burung elang Jawa yang hidup. Senjata-senjata itu diduga tak cuma untuk tujuan rekreasional seperti berburu. Senjata-senjata tersebut ialah satu pistol Glock 26 dan Walther, tiga kotak amunisi 7.65 Browning dan 0.32 Auto, 500 butir amunisi sembilan milimeter, serta sangkur dan wadahnya. []

 

YS/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *