Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 01 July 2017

GP Ansor: Film “Kau adalah Aku yang Lain” Sarat Pesan Toleransi


islamindonesia.id – GP Ansor: Film  “Kau adalah Aku yang Lain” Sarat Pesan Toleransi

 

Wakil Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Abdul Haris Ma’mum tidak sependapat bila Film pendek “Kau adalah Aku yang Lain” tersebut melecehkan Islam.  Pemenang Police Movie Festival 2017 ini, menurut Haris, justru merupakan karya bagus, edukatif, karena sarat dengan pesan toleransi.

“Film bagus memang selalu memiliki dimensi dialektika,” katanya dalam rilis dan dilansir CNNIndonesia, 30 Juni.

Agar tidak terjadi kesalahpahaman, Haris bilang, jika ingin menilai sebaiknya ditonton seksama dan utuh, tidak sepotong-sepotong. “Sebab, ya nanti jadinya hanya bisa berkomentar miring bahwa film ini melecehkan Islam. Justru saya melihat film ini sarat pesan toleransinya,” katanya.

Menurut Haris, kontroversi terhadap tafsir sebuah karya, sebenarnya sah-sah saja. Karena itu, seperti karya seni lainnya, film ini terbuka untuk dikritisi.

Bagi Haris, film tersebut justru menunjukkan kebesaran Islam sebenarnya yang memayungi keberadaan agama dan keyakinan lain. “Saya apresiasi benar film ini. Allah SWT menciptakan manusia berbeda-beda, begitu juga dengan agama dan keyakinannya. Film ini dengan jernih menggambarkan Islam yang memberi rahmat bagi semesta, Islam yang rahmatan lilalamin,” katanya.

Ia tak menampik bahwa penganut agama yang terlalu fanatik dan berpikiran sempit di semua agama juga ada, baik itu Islam, Kristen, Buddha, maupun Hindu.

Sebelumnya, Kau Adalah Aku yang Lain keluar sebagai pemenang pertama ajang kompetisi Police Movie Festival 2017. Police Movie Festival ini merupakan ajang lomba film pendek dan animasi yang disenggelarakan Kepolisian Republik Indonesia untuk masyarakat Indonesia. Untuk tahun ke empat ini, Polri mengusung tema ‘Unity in Diversity‘, yang berarti persatuan dalam keberagaman.

Menurut laporan IndoPress.id,  peserta Police Movie Festival tahun ini banyak mengangkat isu keberagaman bangsa Indonesia, khususnya suku, ras, dan agama. Beberapa film dan animasi yang masuk sepuluh besar nominasi bahkan menyindir aksi bela Islam dan kasus penistaan agama yang belakangan sempat membuat ramai masyarakat.

Anggota DPR Fraksi PKS Nasir Djamil berpendapat, film pemenang festival ini sangat menyudutkan Islam dan umatnya karena ditampilkan intoleran. Bahkan, menurutnya sangat wajar jika film tersebut mengundang reaksi dan kecaman dari masyarakat dan sejumlah tokoh umat Islam “Wajar kalau kemudian menimbulkan reaksi dan kecaman dari masyarakat dan sejumlah tokoh umat Islam,” ujar Nasir seperti dikutip republika.co.id, 29 Juni.

Berikut Film “Kau adalah Aku yang Lain”:


YS/ Islam Indonesia

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *