Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 11 October 2015

GEOPOLITIK – Lima Sekawan, Penentu Nasib Timur Tengah


Tahun 2015 sepertinya bakal jadi titik balik percaturan politik dunia, utamanya di Timur Tengah. Perundingan panjang nuklir Iran dengan negara-negara Barat pada akhirnya mencapai sebuah kesepakatan yang dirumuskan dalam Rencana Aksi Komprehensif Bersama. Menyusul kesepakatan ini, Iran, Rusia, Irak, Suriah plus Hizbullah membentuk sebuah koalisi baru bersejarah untuk mengenyahkan pelbagai kelompok militan, utamanya ISIS dan Al-Nusra yang menginduk ke Al Qaedah, di Suriah dan Irak. 

Dari koalisi Lima Sekawan ini, menurut pengamat politik Timur Tengah Ibrahim al-Amin, ada dua isu sensitif yang laik diperhatikan. Pertama, masing-masing anggota koalisi merasakan tanggung jawab bersama untuk mengembalikan kedaulatan pemerintah Suriah dan Irak. Rasa tanggung jawab ini membuat mereka fokus memperkuat pengaruh pemerintahan sekutunya di dalam negeri, tanpa disertai ambiguitas.
Isu kedua, adalah langgam “negara efektif” dan “kawasan paripurna” Timur Tengah. Langgam ini, masih menurut Ibrahim, akan terus berada di benak musuh atau negara sahabat — yang lelah menyaksikan kondisi tak kunjung membaik Suriah dan Irak — selama pemerintah kedua negara ini belum mengambil alih kembali semua wilayah yang direbut kelompok teroris Takfiri.

Perang sipil yang berpadu dengan perang nasional, dalam kacamata Ibrahim, merupakan manifestasi perpecahan yang terlihat melalui elemen-elemen sektarian dan relijius. Elemen-elemen ini berbasis pada sebuah budaya relijius yang dibangun oleh rasa takut akan pengucilan. Dalam kasus Suriah dan Irak, yang kini berada di puncak perpecahan dan tengah memerangi neo kolonialisme, satu hal yang terus dirasa perlu adalah mempertahankan identitas sebagai sebuah negara Arab.

Suriah, Irak, Yaman dan Libya memberi pelajaran tentang sulitnya memisahkan diri dari sebuah negara dan kemunculan federasi yang terpisah dari negara. Bahkan federasi sekuat Kurdi langsung sayu menghadapi serangan ISIS di Arbil.

Perang penentuan yang akan segera terjadi di Suriah dan Irak antara pasukan Lima Sekawan vs kelompok militan dukungan Barat dan negara-negara Petro Dollar akan membuat mereka melakukan apa yang sesuai, tak sekedar mencukupkan diri dengan menghitung jumlah korban dan kekalahan.

Sebab itu pihak lawan mereka, mulai dari kelompok-kelompok teroris di Suriah dan Irak, negara-negara Arab di kawasan, Israel bahkan Turki dan Barat, akan menghadapi sebuah tantangan baru. Mereka tidak bisa lagi mencukupkan diri dengan sekedar mengeluarkan pernyataan, berpidato dan berdiplomasi. Tapi tiap butir peluru yang mereka kirim ke Suriah dan Irak akan punya balasan terhadap negara dan rakyat mereka. Ketenangan yang mereka nikmati saat Suriah dan Irak berkubang darah dalam empat tahun terakhir bakal segera berakhir.

Lima Sekawan memang tak menjanjikan keajaiban tapi tampaknya mereka sepakat mengerahkan seluruh kekuatan dalam perang penentuan ini. Mereka berusaha mempersiapkan sebuah mekanisme matang agar jerih payah mereka tak sia-sia. Ini meniscayakan tiga hal penting; kapabilitas, waktu dan pengorbanan.

Jika Lima Sekawan menang dalam perang ini, akan tercipta sebuah Timur Tengah baru. Begitu pula jika mereka kalah.

Anisa/Alahednews

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *