Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 23 September 2015

Gedung Putih Kecam Phobia Islam Kandidat Republik


Gedung Putih mengecam kandidat calon presiden dari Partai Republik Ben Carson yang menyebut Muslim tak pantas jadi presiden Amerika Serikat lantaran keyakinannya tidak sejalan dengan konstitusi, kata pejabat, menggambarkan pernyataan seperti itu bersifat ‘ofensif’ terhadap Muslim.

Menurut juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, justru pernyataan Carson yang bertentang dengan Konstitusi dan Amandemen Pertama yang menyatakan bahwa pemerintah harus menghormati keberadaan agama.

Partai Republik bakal mendapat ganjaran dari pemilih jika kandidat presiden mereka terus melancarkan pernyataan ofensif demi mengejar dukungan politik, katanya

“Pada akhirnya, akan ada konsekuensi, pemilih akan menghukum Carson atas komentar tersebut,” kata Earnest, Senin.

Lebih jauh, dia menduga kandidat Partai Republik lainnya memilih tidak mengecam komentar Carson karena mengincar “lumbung suara yang sama”. “Ini sangat mengecewakan bagi banyak pengamat … bahwa kita belum melihat protes yang signifikan dari calon lain dalam bursa calon presiden Republik,” katanya.

Sebelumnya dalam wawancara dengan Chuck Todd di program “Meet the Press”, Carson mengatakan, Muslim tidak layak memimpin Amerika karena pandangan nilai-nilai Islam bertentangan dengan konstitusi.

Pernyataan Carson itu mendapat beragam komentar dan kecaman. Salah satunya datang dari bakal calon kandidat presiden dari Partai Demokrat Senator Bernie Sanders. Menurut dia, penilaian Carson tidak sesuai lagi dengan zaman.

“Kalian tahu, ini merupakan tahun 2015,” ujar Sanders kepada wartawan, saat kampanye di Porstmouth, New Hampshire. “Menjatuhkan penilaian terhadap kandidat presiden bukan atas agama, bukan warga kulit, melainkan ide yang dibangun.”

Sementara itu, Dewan Hubungan Islam-Amerika, hak-hak sipil Muslim AS dan organisasi advokasi terbesar, juga mengecam pernyataan kontroversial Carson.

“Bagi saya ini menunjukkan bahwa ia sesungguhnya tidak memenuhi syarat untuk menjadi presiden Amerika Serikat,” kata juru bicara organisasi, Ibrahim Hooper.

Pernyataan Carson dinilai kontradiktif dengan nilai substansial sebagai pemimpin Amerika yang notabene negara heterogen.

“Anda tidak bisa menghargai pandangan yang beragam, tapi pada saat yang sama mengatakan Anda akan mewakili semua orang Amerika, dari semua agama dan latar belakang,” katanya.

Zainab/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *