Gaza Memanggil Kita

Ketika kita dengan begitu nikmat menyantap menu buka puasa atau sahur, saudara-saudara Muslim kita di Gaza bermandi darah dan air mata di bawah hujan bom dari pesawat-pesawat tempur rezim Zionis.

Jalur Gaza (dikenal sebagai Gaza) adalah jalur pantai tanah di sepanjang Laut Mediterania. Ia berbatasan Mesir di barat daya dan Israel di bagian utara serta timur.

Gaza dengan luas wilayah sekitar 360 km2 itu menampung 1,5 juta penduduk, membuatnya menjadi wilayah paling padat di dunia. Lebih dari setengah penduduknya adalah anak-anak.

Sejak Israel menerapkan blokade Gaza lewat darat, laut dan udara pada tahun 2007, standar hidup di sana merosot sangat tajam. Pengangguran menjamur. Mereka yang bekerja pun, hanya punya pendapatan kurang dari 2 dolar per hari. Tak heran jika tingkat kesehatan dan malnutrisi di sana terjun bebas ke titik terendah. Sekitar 80 % warganya pun menggantungkan diri pada kupon bantuan makanan.

‘Setelah dibombardir rezim Zionis pada tahun 2008 dan 2012, Gaza kembali berdarah-darah tahun ini, di bulan Ramadan ini. Jet-jet tempur Israel menyerang 1.200 titik di wilayah Gaza dalam serangan yang kini memasuki hari ketujuh. Hasilnya? Sekitar 170 warga Gaza tewas, mayoritas mereka perempuan dan anak-anak, dan 1.150 lainya terluka.

Dan seperti yang sudah-sudah, negara-negara adikuasa yang mengklaim diri sebagai pembela HAM diam membisu menyaksikan penderitaan warga Gaza. Negara-negara Arab di Timur Tengah juga ikut membisu. Bahkan badan sekaliber DK PBB tak mengutuk serangan rezim Zionis. Hanya sekelompok penduduk yang masih bersih nuraninya yang menggelar beragai aksi demo mengutuk kekejaman rezim Zionis.

Bagaimana dengan kita? Sudahkan kita, setidaknya, berdemo menunjukkan rasa solidaritas kita pada Muslim Gaza? Sudahkan kita sisihkan dana untuk membantu meringankan penderitaan mereka? Ayo, bantu mereka semampu kita![A/Dari berbagai sumber]