Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 27 September 2014

Gat, Cemilan Populer Rakyat Yaman


Demonstran Houthi mengunyah Gat

Lihat pipi ketiga demonstran Houtsi ini? Sama-sama gembung. Ya, mereka ngemil sesuatu sambil demo. Ngemil  apa sih?

Gat. Ada juga yang menyebutnya qat, chat atau jaad. Gat ini jadi modal utama dalam pergaulan umum di Yaman. Mirip rokok di Indonesia. Tapi bukan berarti wanita tak bisa menikmatinya. Mereka bisa mengunyah Gat di salom-salon khusus wanita atau menikmatinya bersama suami.

Sejak ribuan tahun lalu, penduduk di kawasan Tanduk Afrika dan Semenanjung Arab sudah biasa mengunyah gat. Menurut sejarawan Arab, gat ditanam secara luas di pegunungan Yaman dan dekat Harar di Ethiopia pada abad keenam Masehi.

Nama ilmiah gat, Chata Edulis. Ia mengandung cathinone, sejenis stimulan amphetamine, yang bisa memicu kegembiraan dan euphoria. Di era 80-an, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutnya sebagai obat yang bisa menciptakan ketergantungan psikologis ringan sampai sedang, meski lebih ringan dari tembakau atau alkohol. Karena itu, WHO tak menganggapnya sebagai bahan adiktif yang serius.

Di negara-negara seperti Djibouti, Ethiopia, Somalia, dan Yaman, gat bebas diproduksi, dijual dan dikonsumsi. Tapi di Kanada, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat, ia termasuk barang yang diawasi penggunaannya.

Gat akan mencapai ketinggian maksimal pada usia 7-8 tahun pertumbuhannya. Tingginya bisa mencapai 1-5 meter. Kalau kebetulan tumbuh di daerah Khatulistiwa, batangnya bisa menjulang dua kali lipat alias 10 meter. Gat tumbuh subur di daerah yang suhunya 5-35°C. Tak ruwet merawatnya, gat hanya perlu sinar matahari dan air yang cukup banyak untuk tumbuh sehat. Sebulan sebelum panen, petani harus menyiraminya lebih dari jatah biasa agar daun dan batang mudanya lembut dan lembab.

Di Tanduk Afrika dan Semenanjung Arab, gGat biasanya dimakan sebelum minum kopi. Daun segar gat biasa dikunyah begitu saja. Atau dikeringkan dan diseduh laiknya teh untuk memperoleh stimulasi dan euforia.  Daun atau batangnya yang lunak bisa juga dimakan bersama permen karet atau kacang goreng agar rahang tak terlalu capek mengunyah. Ampasnya baru dibuang lepas semua sarinya hilang.

Mengunyah gat juga menjadi bagian dari budaya bisnis untuk mendorong sebuah pengambilan keputusan. Tapi warga Yaman tak akan mengizinkan orang asing untuk melakukannya.

Gat ditanam luas di Yaman karena membuat kocek para petani lumayan berisi. Di tahun 2001 saja, harga gat per hektar mencapai USD 11.750. Padahal buahnya hanya dihargai sekitar USD 2697 per hektar (10.000m2). Gat sendiri bisa dipanen empat kali dalam setahun. Antara tahun 1970-2000, budidaya gat maju pesat sampai 12 kali lipat, dari 8.000 menjadi 103.000 hektar. Konsumsi air yang tinggi, sekeresek gat  memerlukan 500 liter air, membuat jumlah air tanah di cekungan Sanaa berkurang. Pemerintah Yaman sampai mengusulkan relokasi sebagian besar penduduk Sana’a ke pantai Laut Merah.

Saat mengonsumsi gat, orang akan merasakan euforia dan kegembiraan ringan seperti setelah minum kopi kental. Pupil matanya bisa melebar, denyut jantung dan tekanan darah akan meningkat. Biasanya mereka juga akan lebih aktif bicara alias cerewet.

Jika dikonsumsi dalam jumlah sedang, gat tidak berbahaya dan bisa menjadi pengganti alkohol yang jelas-jelas haram. Konsumsi berlebihan gat bisa memicu sembelit dan anoreksia yang dalam jangka panjang bisa merusak fungsi hati, menggelapkan warna gigi, bisulan dan mengurangi gairah seksual. 

(Nisa/Wikipedia/Prota4u)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *