Satu Islam Untuk Semua

Friday, 19 September 2014

Gajah Sumatera: Terpojok dan Terus Diburu


Gajah Sumatera Mati Dibunuh

Seribu delapan ratus ekor dan terus menyusut – cepat. Itulah nasib Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), mamalia yang notabene dilindungi namun kini dalam bayang-bayang kepunahan. Statistik anyar dari Aceh: September ini saja sudah tiga ekor gajah yang ditemukan mati dibunuh. Ada yang diracun, ada yang ditemukan dengan kepala terpenggal di bantaran sungai – tanpa gading. Total jenderal dalam dua tahun terakhir, ada 270 ekor Gajah Sumatera yang mati dibunuh di Aceh, Riau dan Lampung. Ilarius Wibisono, konsultan lepas di bidang lingkungan dan perubahan iklim, berbagi pandangan ke Islam Indonesia:

Seberapa penting gajah bagi manusia?

Gajah berperan besar dalam penyebaran plasma nutfah, terutama tumbuh-tumbuhan. Biji-bijian yang mereka makan tersebar melalui kotoran. Di sisi lain, kehidupan gajah menuntut wilayah yang cukup luas, kombinasi antara hutan primer dan hutan sekunder. Sumber makanan gajah banyak berada di hutan sekunder. Tapi gajah juga membutuhkan hutan primer untuk kebutuhan khusus, misalnya berlindung ketika ada hujan badai dan angin kencang. Nah, fakta besarnya daya jelajah gajah ini menjadikan ia indikator kunci kesehatan ekosistem secara makro.

Bagaimana kondisi gajah Sumatera sekarang?

Status gajah Sumatera sekarang berubah dari terancam menjadi sangat terancam. Jika kita lihat landscape Sumatera, gajah hampir tak punya ruang untuk bernafas lagi. Dari Lampung sampai Aceh, ada banyak lawan dan kawasan hutan yang dibabat untuk perkebunan, transmigrasi, pembangunan kota. Dulu juga pernah ada Operasi Ganesa; gajah diusir, didomestikasi atau bahkan diberdayakan untuk merusak daerahnya sendiri. Untung saja masih ada Taman Nasional Gunung Leuser yang cukup luas. Inilah benteng terakhir gajah Sumatera. Sayangnya, eksploitasi di sekitar kawasan itu tidak pernah bisa dihentikan sama sekali.

Soal perburuan gading sendiri seperti apa kondisinya?

Jika dibandingkan dengan Afrika, pemburuan liar di Indonesia bisa dikatan relatif rendah. Karena selain populasi gajah di Indonesia yang memang sedikit, gadingnya juga kecil. Tapi karena akses ke habitat gajah yang cukup mudah, apalagi jika daerah gajah dekat dengan perkebunan, gajah dianggap merusak dan mengancam. Nah, karena kebetulan gadingnya juga bernilai, ya bisa dipahami kenapa ada begitu banyak gajah yang mati dibunuh dalam beberapa tahun terakhir.

Kenapa populasi gajah sangat sedikit?

Tidak seperti hewan hewan lainnya, gajah hanya bisa melahirkan satu bayi saat persalinan.Masa kehamilan gajah umumnya 22 bulan. Setelah melahirkan, gajah akan mengasuh bayinya selama 2 tahun. Umur gajah liar bisa mencapai 40 tahun. Jadi jika satu gajah bisa melahirkan lima anak semasa hidupnya, wahh itu sudah cukup bagus.

Bagaimana peran undang-undang dalam melindungi satwa liar terutama gajah?

Undang undang konservasi menyebutkan gajah sebagai salah satu hewan yang dilindungi, bagian bagian dalam tubuhnya juga dilarang untuk diperdagangkan. Bukan hanya untuk gajah, tapi juga untuk seluruh satwa liar yang terancam. Namun bisa dikatakan undang undang belum maksimal melindungi hewan-hewan langka itu. Banyak lembaga juga belum dilibatkan  penuh dalam pelaksanaan Undang-Undang Perlindungan Satwa. 

(Ami/Islam Indonesia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *