Foto-foto Pelarangan Burkini di Pantai Prancis

IslamIndonesia.id – Foto-foto Pelarangan Burkini di Pantai Prancis
Sejumlah foto mulai beredar pada Selasa sore (23/8) memperlihatkan empat polisi bersenjata mendekati seorang wanita yang sedang beristirahat di pantai, Nice, Prancis. Ketika berbicara pada wanita itu, tampak para polisi memintanya untuk membuka pakaian luarnya.
Wanita yang terlihat menikmati tidur siang dengan tenang itu mengenakan jubah biru muda dan celana panjang, serta syal yang menyelimuti kepalanya. Mungkin, pakainnya yang bagaimanapun tidak tampak berbahaya itu, dianggap melanggar aturan baru kota soal burkini.
Nice adalah salah satu dari banyak kota yang telah melarang pakaian renang yang menutupi tubuh, atau yang sering disebut sebagai burkini, karena meningkatnya reaksi atas simbol-simbol agama. Larangan itu, seperti diketahui, sulit untuk mempengaruhi perempuan Muslim yang di antaranya lebih menyukai berpakaian sopan di depan umum.
Dasar pelarangan burkini ini beragam, mulai dari untuk menjaga hak-hak perempuan hingga membatasi ruang terorisme–semua dalih itu tertolak dan telah terang-terangan menyinggung Muslim Perancis.
Laurence Rossignol, Menteri Hak Asasi Perempuan Prancis, membela larangan burkini yang telah diterapkan di banyak kota itu. Katanya, “Burkini bukan sejenis versi baru pakaian renang, itu adalah versi burqa dan memiliki logika yang sama: menyembunyikan tubuh perempuan untuk lebih mudah mengendalikan mereka.”
Seperti diketahui, foto-foto itu dengan cepat menyebar di media sosial. Tidak sedikit netizen yang berpendapat bahwa pemerintah Perancis kini justru masuk dalam urusan mengendalikan tubuh perempuan–yang paradoksnya ingin mereka lawan.
“Stop semua bentuk penertiban menyangkut tubuh perempuan! Tidak ada aturan harus memakai jilbab dan tidak ada tuntutan untuk membukanya,” Dr. Shabana Mir (@ShabanaMir1) (24/8).
“Ketika demokrasi sekuler Barat memilih untuk menggunakan polisi bersenjata untuk memaksa perempuan mengubah pakaian mereka di pantai, sesungguhnya mereka telah kehilangan (demokrasi).” Zac Goldsmith (@ZacGoldsmith) (24/8).
“94 tahun kemudian, perempuan masih saja diawasi dengan apa yang mereka kenakan ke pantai,” Shafeeq Younus (@Y2SHAF) (24/8).
Banyak juga mengatakan bahwa tujuan larangan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai masyarakat sekuler sejauh ini hanya untuk memperluas jangkauan penerapan aturan. Akankah polisi bersenjata juga memaksa biarawati untuk membuka kostumnya di pantai, misalnya?
“Mereka yang mengklaim pelarangan burkini karena soal keamanan nasional ialah mereka yang ingin menipu diri sendiri dan orang lain. Ini rasisme dan kebencian pada orang lain, yang dilakukan dengan terencana dan mudah dipahami.” Simran Jeet Singh (@SikhProf) (24/8).
“Aku benar-benar tidak percaya bahwa pelarangan burkini di Prancis untuk membebaskan wanita. Ini tentang ketidakmampuan mereka untuk melihat Muslim sebagai warga yang setara dengan lainnya,” Hind Makki (@HindMakki) (24/8).
Salah satu pengusaha keturunan Perancis-Aljazair, Rasyid Nekkaz, telah membantu membayar denda yang menimpa perempuan yang terkena larangan burkini itu.
Melarang wanita mengenakan burkini atau pakaian wajar lainnya di depan umum “bertentangan dengan demokrasi dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dalam segala hal,” kata Nekkaz kepada The Huffington Post. “Ini menyedihkan,” katanya.
Berikut foto-foto yang memperlihatkan kasus pelarangan burkini itu:
YS/IslamIndonesia/ Sumber: The Huffington Post
Cerdik sekali karena maksudnya berenang/mandi sambul cuci pakaian.
Cerdi sekali , maksudnya berenangh/mandi sambil cuci pakaian.