Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 20 August 2016

FILM – Jika Soekarno Muda Diperankan Nicholas Saputra


IslamIndonesia.id – FILM – Jika Soekarno Muda Diperankan Nicholas Saputra

 

Film Soekarno bertajuk “Ketika Bung di Ende” kembali diputar pada peringatan 17 Agustus di Toko Buku Togas Mas Yogyakarta (17/8). Acara ‘nonton bareng’ ini diikuti diskusi bersama penulis buku ‘Soekarno Muda’ Peter Kasenda yang juga terlibat dalam lahirnya film berdurasi 131 menit ini.

Sebenarnya pada masa di Ende, kata Kasenda, Soekarno sedang berproses ke tahap “pemikir Islam” karena banyak mendiskusikan persoalan Islam dengan Kiai Ahmad Hasan, guru Muhamad Natsir. Meski demikian, pemikiran Soekarno sudah matang sejak tahun 1930-an. Apalagi, sejak muda Sukarno telah banyak menulis buku seperti karyanya yang paling klasik dengan judul “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme.”

Mengenai penduduk Ende pada masa pengasingan itu, Kasenda tidak sependapat jika dikatakan semuanya non-Muslim. Di daerah perbukitan memang penduduknya beragama Kristen tapi di daerah pesisir pantai, tempat Bung Karno tinggal, sebagian penduduknya adalah Muslim. Dan, justru di sinilah Bung Karno belajar lebih banyak lagi tentang kerukunan, toleransi, kebhinekaan dan persatuan.

Di daerah ini, tepatnya di bawah pohon sukun di pinggir pantai, Soekarno merumuskan jati diri bangsa Indonesia yang kelak kemudian dikenal sebagai Pancasila. Dari Ende, Soekarno melakukan perlawanan dengan mementaskan kisah perjuangan dan ramalan kejayaan Indonesia kelak, dengan salah satu karyanya yang berjudul Doktor Setan dan 1945.

Seperti umumnya pembuatan film, pemilihan peran utama termasuk proses yang tidak mudah. Dalam rencana pembuatan film ini pun, kata Kasenda, aktor layar lebar Nicholas Saputra sempat diusulkan sebagai pemeran Bung Karno muda. Namun akhirnya, Baim Wong yang terpilih dalam film yang dibiayai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini.

“Nicholas Saputra terlalu Indo,” katanya mengomentari sosok pemeran utama terbaik dalam film Gie di FFI 2005 itu.

Selain tampak dari wajahnya, Nicholas memang telah dikenal sebagai pria berdarah Indonesia – Eropa. Jika aktor kelahiran Jakarta ini yang tampil sebagai Soekarno muda, kata Kasenda mungkin akan menimbulkan persepsi yang membenarkan pendapat tentang Soekarno anak orang Belanda.

“Dulu kan ada isu yang mengatakan, tidak mungkin anak sepintar ini bukan keturunan Belanda.”

Seperti diketahui, di samping produktif menulis, Soekarno juga melahap karya-karya besar para pemikir dunia. Padahal, kata Baskara dari Universitas Sanata Dharma, pada masa itu buku berbahasa Indonesia hampir belum ada ditemukan. Bacaannya yang begitu luas pada buku-buku sosial dan filsafat, tidak menghalangi Soekarno menyelesaikan pendidikan formalnya dalam bidang teknik sipil.

“jika Anda baca ‘Di Bawah Bendera Revolusi’, tampaknya beliau ini membaca (buku-buku sosial) dengan serius. Pada waktu itu belum ada komputer, semuanya ditulis tangan. Tapi beliau mengutip Mahatma Gandhi, Karl Marx, Friedrich Engels dan sebagainya dengan tepat dan teliti,” katanya.

Film yang tayang 2013 ini digarap oleh sutradara Viva Westi. Di samping Baim Wong yang berperan sebagai Soekarno, sosok Paramitha Rusady, Niniek L Karim, Tio Pakusadewo, dan Hans de Kraker turut memainkan peran dalam film sejarah ini.[]

 

YS/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *