Filipina Godok Otonomi Khusus Mindanao

Kabar baik bagi umat muslim muslim sedunia hadir dari salah satu negara di Asia Tenggara, Filipina. Setelah selama ini selalu menjadi wilayah yang sarat konflik dan kekerasan, Mindanao akan diberikan otonomi khusus Muslim oleh pemerintah Filipina.

Kabar tersebut di sampaikan sendiri oleh Presiden Filipina Benigno Aquino III, yang secara pribadi Rabu (10/9/) menginginkan adanya Rancangan Undang-Undang untuk wilayah otonomi Muslim di selatan negara itu kepada para pemimpin Kongres dalam sebuah upacara di kantornya.

Langkah itu dilakukan untuk mengakhiri salah satu perlawanan terlama di negara Asia tenggara tersebut. “Kami telah mengambil langkah lain menuju Mindanao lebih damai dan lebih progresif,” kata Aquino setelah memberikan RUU kepada para pemimpin kongres. Benigno berharap dalam waktu yang sesingkat mungkin RUU itu menjadi UU sehingga pemimpin MILF bisa segera mengatur wilayah yang terdiri dari sekitar 10 persen daratan Filipina tersebut.

Pengajuan RUU otonomi Mindanao adalah langkah terakhir untuk mengakhiri konflik berkepanjangan yang berlangsung selama 45 tahun di Filipima. MILF (Front Pembebasan Islam Moro), kelompok Muslim terbesar di negara itu, telah berjuang untuk sebuah negara merdeka di wilayah selatan Filipina yang kaya selama empat dekade.

Rancangan yang dinamakan Bangsamoro Basic Law (BBL) itu nantinya akan berbentuk parlementer, dasar yang lebih luas, representasi politik dan partisipasi dalam pemerintahan serta pembentukan partai-partai politik yang kompetitif serta berkelanjutan di wilayah ini. Berdasarkan perjanjian yang baru, MILF akan mendapatkan bagian 75 persen dari penghasilan yang diperoleh dari eksploitasi mineral logam di kawasan itu termasuk emas dan tembaga.

Mereka juga akan menerima 75 persen dari penerimaan pajak, sedangkan pendapatan apapun yang berasal dari bahan bakar fosil – seperti minyak bumi, gas alam dan batubara – akan dibagi 50-50 dengan pemerintah pusat di Manila.

(Wahyu/berbagai sumber)