Satu Islam Untuk Semua

Friday, 26 August 2016

FIBA Tak Izinkan Hijab, Raisa: Mengapa Tato Agama Dibolehkan?


IslamIndonesia.id – FIBA Tak Izinkan Hijab, Raisa: Mengapa Tato Agama Dibolehkan?

 

Pemain basket wanita profesional Indonesia, Raisa Aribatul Hamidah, mengaku tidak mudah untuk mempertahankan hijabnya sampai saat ini. Bahkan di kompetisi dalam negeri pun – dimana Islam agama mayoritasnya – penggunaan hijab dipandang tidak wajar.

“Saat mengikuti kejuaraan basket daerah Jawa Timur untuk pertama kalinya (2005) di Surabaya. Sejak saat itu, setiap akan memulai pertandingan, tim-ku selalu mendapatkan ‘Technical Foul’ karena kostumku yang tidak wajar, tidak seragam dan dinilai tidak sesuai dengan peraturan,” kata wanita 26 tahun ini.

Tahun 2008 setelah dipanggil untuk memperkuat Tim Nasional Indonesia Muda, nama Raisa ditarik kembali dari daftar pemain karena tetap ingin berjilbab saat pertandingan. Tahun 2015, kasus serupa juga kembali terulang.

“Saya harus mengalami rintangan yang luar biasa untuk mengejar impian saya bermain basket di tingkat Internasional. Saya membuat permohonan ini kepada Federasi Bola Basket Internasional (FIBA) agar menghapus larangan tutup kepala (hijab) selama pertandingan.”

Seperti diketahui, dalam  peraturan FIBA tentang “Perlengkapan Lainnya”, tertulis: “Pemain tidak boleh memakai perlengkapan (benda-benda) yang dapat menyebabkan pemain lain cedera. Antara lain: tutup kepala, asesoris rambut dan perhiasan”

Tujuan aturan ini, menurut FIBA, untuk keamanan pemain. Meski demikian, Raisa mempertanyakan dasar di balik tujuan aturan itu. “Dimana bukti klaim ini? Di cabang olahraga sepakbola, pada tahun 2012, FIFA memberikan tenggat waktu sebagai masa uji coba dan mereview kembali aturan tersebut. Dari masa uji coba tersebut, tidak didapatkan bukti yang kuat bahwa penutup kepala dapat membuat cedera pemain, sehingga FIFA benar-benar menghapus larangan tutup kepala selama pertandingan. Mengapa FIBA tidak mengikuti jejak FIFA disini?” tanyanya kritis.

Menurut Raisa, FIBA masih membutuhkan waktu dua tahun sebagai masa uji coba sebelum pencabutan tersebut berlaku penuh, terhitung dari  September 2014. “Saya telah melihat bagaimana dunia olahraga dengan profesional mengatasi berbagai permasalahan, akan tetapi mengapa FIBA tetap tidak mengambil tindakan cepat dalam hal ini? Jika saya tidak diijinkan memakai jilbab, mengapa beberapa pemain diperbolehkan untuk menampilkan tato agama mereka tanpa perbedaan dan tanpa masalah?”

Dari pengamatan Raisa, ada banyak pemain berbakat di seluruh dunia yang diperlakukan tidak adil, ditolak haknya untuk bermain di kompetisi FIBA. Karena memakai hijab, turban atau yarmulke, beberapa juga ditolak di tempat kerja.

“Teman saya Bilqis Abdul Qadir, pemain basket wanita pertama yang memakai jilbab dalam sejarah NCAA. Dia pemain yang luar biasa, tetapi tidak pernah bermain basket di luar negeri karena aturan ini, begitu pula dengan Indira Kaljo. Wasit FIBA wanita pertama yang memakai jilbab dari Indonesia, Yuli Wulandari, diragukan bisa tambil untuk memimpin pertandingan di SEABA tahun 2016 ini karena memutuskan memakai jilbab.”

Sebelumnya, Raisa mulai bermain basket sejak usia 14 tahun, di Club Sahabat Ponorogo. Kecintaannya pada olah raga ini membuahkan prestasi di ajang tertinggi Indonesia. Dalam Pekan Olaraga Nasional misalnya, sebanyak 2 kali memberi Raisa kesempatan untuk tampil di Liga Profesional (WNBL dan WIBL). Karena prestasinya, Raisa mendapatkan beasiswa S-2 di Universitas Airlangga Surabaya.

“Saya memakai jilbab sejak kecil, termasuk dalam menekuni hobi saya, jersey basketku harus dibuat sedemikian rupa, sehingga menutupi semua aurat dan memakai hijab.”

Bulan lalu, 17 Juli 2016, Raisa meminta dukungan, masyarakat Indonesia khususnya, untuk menandatangani petisi via situs Change.org. Isinya mengenai tuntutan FIBA merubah aturan larangan memakai penutup kepala.

“Tanda tangan Anda akan sangat membantu kami, Insya Allah FIBA akan mengubah aturan sehingga semua pemain di seluruh dunia akan diberikan kesempatan yang sama untuk bermain basket profesional di luar negeri dan untuk mewakili negara mereka di kompetisi Internasional,” katanya dalam Change.org yang hingga kini telah mendapat dukungan 108.419 orang. []

 

YS/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *