Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 31 July 2013

Emir Kuwait Umumkan Amnesti Menjelang Idul Fitri


Saat sepuluh hari menjelang Idul Fitri,  Pemimpin Kuwait, Syeikh Sabah al-Sabah menyatakan pemberian maaf  kepada para  terpidana kasus penghinaan dirinya. Sebelumnya negara keemiran tersebut telah mengumumkan  pemberlakuan larangan kepada warganya untuk mengkritisi emir Kuwait. Namun alih-alih dituruti, sejumlah aktivis dan anggota parlemen Kuwaiy justru semakin gencar mengkritik kepemimpinan sang emir. Akibatnya mereka dikenakan sanksi hukum dengan dakwaan penghinaan terhadap  pemimpin negara.

Para pengeritik Emir Kuwait,  rata-rata mengecam aturan pemilu yang dikeluarkan oleh Al Sabah pada Oktober 2012. Mereka mengkritik posisi emir dalam konstitusi negara tersebut yang digambarkan sebagai sosok yang ‘kebal dan tidak bisa diganggu gugat.

“Pada kesempatan di sepuluh hari terakhir menkelang berakhirnya Ramadhan, saya dengan senang hati memberikan amnesti terhadap mereka yang dipidana karena menyerang emir,” kata sang emir dalam sebuah pidato di televisi setempat.

Adanya pengampunan bagi terpidana selama Ramadhan  merupakan kebijakan yang biasa dilakukan oleh seorang emir di Kuwait. Kritik yang dilancarkan warga negara Kuwait termasuk agak intens dilakukan tahun ini. Pada Mei lalu, pengadilan banding Kuwait membatalkan hukuman lima tahun terhadap tokoh oposisi, Mussalam al-Barak yang didakwa telan merendahkan emir Kuwait. Namun dalam kenyataannya, kasus al Barak  hingga kini masih tetap berjalan. Menurut pengacara al Barak, Thamer al-Jadaei, pengampunan tersebut tidak akan berpengaruh terhapap al-Barak. “Pengampunan hanya diberikan kepada mereka yang kasusnya sudah memiliki kekuatan hukum tetap,”ujarnya.

Secara sosial politik, posisi emir di Kuwait masihlah teramat kuat. Selain pemegang putusan akhir terkait berbagai hal di negara itu, Emir Kuwait juga memiliki hak untuk memilih perdana menteri dan kemudian akan memilih anggota kabinet dengan posisi puncak yang diduduki oleh keluarga al-Sabah. Jadi demokrasi masih menjadi mimpi di negara petrodollar tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *