Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 27 May 2012

Duh! Regenerasi Kepemimpinan Nasional Butuh 13 Tahun


JAKARTA– Harapan regenerasi kepemimpinan nasional dalam waktu dekat tampaknya masih sulit. Indonesia masih butuh dua kali pemilu lagi baru benar-benar bisa mencapai harapan regenerasi kepemimpinan, yaitu pada tahun 2025. 

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Jakarta Bachtiar Effendi mengatakan regenerasi kepemimpinan membutuhkan proses yang cukup lama. Ini tidak sama dengan alih kepemimpinan sebagaimana wacana yang berkembang selama ini, seolah-olah figur muda diberi ruang begitu saja untuk masuk dalam bursa pencalonan presiden atau presiden. 

“Regenerasi pada dasarnya memiliki arti yang lebih luas yaitu terciptanya sistem politik yang baru, proses yang baru, kader baru yang benar-benar disiapkan. Dan itu baru mungkin di tahun 2025. Pilpres 2014 tidak lebih alih kepemimpinan saja, karena sistemnya sebetulnya sistem lama dengan proses politik yang masih sama pula,” ujarnya, saat menjadi narasumber dalam diskusi Perspektif Indonesia bertajuk ‘Regenerasi dan Estafet Kepemimpinan Nasional’ di press room DPD RI, Jakarta, Jumat (25/5). 

Sulitnya regenerasi kepemimpinan pada 2014, kata dia, karena substansi payung hukum undang-undang paket politik tidak banyak berubah, mulai dari UU Pemilu, UU Partai Politik, UU Penyelenggara Pemilu, dan UU Pilpres yang sedang dalam upaya revisi. 

“Semua paket UU politik ini diwarnai politik transaksional elite partai. Jadi tidak ada yang substantif di situ. Semua pasti membawa kepentingan elite partai yang saat ini sedang berkuasa dan itu untuk kepentingan mereka di tahun 2014. Jadi mustahil ada regenerasi pemimpin dalam waktu dekat,” lanjut Bachtiar. 

Ia menambahkan Pemilu 2014 yang akan datang tidak banyak memberikan alternatif capres karena figur-figur lama masih memiliki ambisi untuk maju. 

“Harapannya sekarang ya pada masyarakat pemilih untuk memilih dengan hati nurani dan akal sehat saja. Memilih yang terbaik di antara yang terburuk yang ada. Semuanya sudah given dengan calon-calon yang ada, yang notabene figur-figur lama,” tandas Bactiar. 

Hal senada diungkapkan Direktur Eksekutif LSI, Kuskridho Ambardi, bahwa hasil survei mutakhir yang dilakukan LSI menunjukkan tingkat elektabilitas politisi senior yang masih tinggi. Dalam hasil survei LSI, tiga nama teratas masih diisi Megawati, Prabowo, dan Aburizal Bakrie. 

“Jadi malah figur-figur yang kita sebut muda itu belum muncul cukup menonjol. Mereka ada sebatas pada benak publik saja,” ungkapnya, sambil menyebut figur pemimpin muda, seperti Anies Baswedan, Sri Mulyani, dan Budiman Sudjatmiko. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *